Dolar AS Melemah Dibanding Pekan Lalu, Simak Saran Analis Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) terbilang sudah kembali melemah jika dibandingkan dengan level pekan lalu yang hampir mencapai Rp 16.000 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan Jumat (10/11), USD-IDR tercatat berada di level Rp 15.695 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli dolar AS, khususnya untuk trading jangka pendek. 

"Pasalnya, indeks dolar AS bertahan di atas 105,5 pada Jumat (10/11) dan berpotensi berakhir di level yang lebih tinggi lagi," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (10/11). 


Hal ini seiring dengan sikap pejabat bank sentral AS Federal Reserve yang menolak spekulasi bahwa suku bunga AS telah mencapai puncaknya. Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis (9/11) menyatakan, The Fed tidak yakin bahwa mereka telah berbuat cukup untuk menurunkan inflasi.

Baca Juga: Rupiah Melemah pada Jumat (10/11) tapi Masih Menguat dalam Sepekan

Gubernur Fed Michelle Bowman sebelumnya juga menandai kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, mengingat kuatnya perekonomian AS. Sementara Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas inflasi. 

Dari segi data, klaim pengangguran mingguan AS turun 3 ribu menjadi 217 ribu pada minggu lalu, dibandingkan dengan ekspektasi sebesar 218 ribu. Menurutnya, dolar AS akan menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada pekan ini dengan aktivitas pembelian paling menonjol terhadap dolar Australia menyusul sinyal dovish dari Reserve Bank of Australia. 

Sutopo memperkirakan, indeks dolar AS akan lanjut menguat dan diperdagangkan di level 106,24 pada akhir kuartal IV-2023. 

"Artinya, rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS berdasarkan beberapa informasi di atas," ucap Sutopo.

USD-IDR diprediksi akan bergerak dalam rentang harga antara Rp 15.500-Rp 15.800 untuk perdagangan pekan depan dengan perkiraan berada di Rp 15.866 pada akhir kuartal ini. Support terdekat rupiah berada di Rp 15.350 dengan resistance di Rp 15.965 untuk sisa kuartal ini.

Sebaliknya, Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi justru menilai bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menjual dolar AS. Menurutnya, potensi penguatan kembali  dolar AS sudah terbatas sehingga keuntungannya minim. 

Menurutnya, dolar AS berpotensi menguat lagi apabila The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya. 

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,28% ke Rp 15.693 Per Dolar AS Pada Jumat (10/11)

"Akan tetapi, kans The Fed meningkatkan suku bunganya kecil hanya 10%-15% saja," ucap Lionel. 

Ia memprediksi, level support USD-IDR saat ini berada di Rp 15.400, sedangkan resistance di Rp 16.000. Apabila diasumsikan naik menjadi Rp 16.000, maka pelaku pasar yang pasang posisi buy saat ini hanya akan dapat keuntungan 1,9% saja. 

Ia menyarankan lebih baik dananya ditempatkan di deposito dengan bunga 5,5%. Dengan dikurangi asumsi depresiasi rupiah 1,9% dan pajak 0,8%, maka bunga bersihnya sebesar 3,5% per tahun. Lebih baik lagi kalau beli SRBI atau obligasi yang bunganya lebih tinggi dari deposito. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi