Dolar AS melemah, harga CPO melesat dan tembus RM 3.700 per ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas crude palm oil (CPO) kembali berada dalam tren positif. Setelah terus mengalami penguatan pada akhir tahun 2020, pada perdagangan hari ini (4/1), harga CPO kembali mengalami kenaikan.

Harga CPO kontrak pengiriman Maret 2021 di Bursa Derivatives Malaysia menguat 3,39% ke RM 3.722 per ton. Level ini adalah yang paling tinggi semenjak April 2019 lalu.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, tren positif harga CPO diakibatkan oleh berbagai katalis positif. Mulai dari pengesahan stimulus jumbo yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump senilai US$ 2,3 triliun.


Selain itu, ada juga esepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa, hingga naiknya harga minyak kedelai dan minyak sawit yang diperdagangkan di Bursa Komoditas Dalian. Kedua kontrak tersebut masing-masing naik 1,2% dan 1,4%.

Baca Juga: Perdagangan multilateral naik 1.991% dalam dua tahun, berikut rencana ICDX tahun ini

“Kenaikan harga kacang kedelai sendiri akibat terganggunya pasokan di Argentina karena cuaca kering di Amerika Selatan. Di saat produksi turun, permintaan dari China dan India justru mengalami peningkatan. Praktis, naiknya harga minyak kedelai ikut mengerek harga CPO yang sudah terus naik sejak akhir Desember kemarin,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (4/1).

Ibrahim memperkirakan kenaikan harga CPO ini akan berlanjut setidaknya hingga kuartal I-2021 berakhir. Dari sisi produksi, CPO kemungkinan masih akan cenderung ketat seiring badai La Nina yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal I-2021. Sementara dari sisi permintaan justru akan masih tetap tinggi.

Salah satu faktor yang memicu tingginya permintaan disebut Ibrahim berasal dari banyak negara yang memperbanyak cadangan inventory mereka jelang perayaan imlek. Memasuki fase pemulihan ekonomi, permintaan pun diperkirakan akan ikut mengalami kenaikan.

“Tapi katalis positif ini bisa berakhir begitu memasuki kuartal II-2020. Pada periode ini, baik pasokan maupun permintaan akan cenderung stabil sehingga harga CPO perlahan akan melandai. Bukan tidak mungkin, kampanye hitam di Eropa yang menolak minyak CPO akan kembali terjadi dan menekan harga CPO,” tambah Ibrahim.

Ibrahim juga bilang, saat ini terdapat kabar bahwa AS tengah melakukan pelarangan impor CPO seiring adanya perusahaan besar Malaysia yang terindikasi melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap karyawannya. Hal ini berpotensi semakin mengancam harga CPO ke depan.

Adapun, sepanjang tahun ini Ibrahim memproyeksikan harga CPO akan berada di kisaran RM 2.800 - RM 3.800 per ton.

Selanjutnya: Tren positif harga CPO diperkirakan hanya bertahan hingga kuartal I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari