KONTAN.CO.ID - Dolar AS kembali tertekan pada perdagangan awal Selasa (23/9/2025) di Asia, seiring pelaku pasar mencermati pernyataan sejumlah pejabat The Fed untuk mencari petunjuk arah suku bunga. Indeks dolar AS melemah ke posisi 97,28, memperpanjang tren penurunan setelah menghentikan reli tiga hari pada Senin. “Pernyataan bernada sedikit hawkish dari pejabat The Fed membuat pelaku pasar berhati-hati,” ujar Tony Sycamore, analis pasar IG di Sydney.
- Terhadap yen, dolar stabil di 147,74 yen, masih dalam rentang yang sama sejak awal Agustus. Pasar Jepang libur pada Selasa.
- Dolar Selandia Baru (kiwi) turun 0,1% ke US$0,5867 setelah pemerintah Selandia Baru mengumumkan akan memberi kabar terkait bank sentral pada Rabu (24/9).
- Euro diperdagangkan di US$1,1798, relatif stabil setelah sehari sebelumnya mencatat kenaikan harian terbaik dalam sepekan.
- Dolar melemah 4,5% terhadap peso Argentina setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan “semua opsi terbuka” untuk menstabilkan ekonomi Argentina, termasuk swap line dan pembelian mata uang langsung.
- Dolar Australia turun tipis 0,1% ke US$0,6599, mendekati level terendah dua pekan.
- Yuan offshore stabil di 7,1158 per dolar.
- Pound sterling bergerak fluktuatif, terakhir tercatat datar di US$1,35125.
- Harga emas melonjak ke rekor baru US$3.749,03 per troi ons.
- Alberto Musalem (St. Louis Fed, pemilik hak suara) menilai suku bunga saat ini mungkin sudah mendekati level netral terhadap inflasi.
- Raphael Bostic (Atlanta Fed) menegaskan fokus utama tetap mengembalikan inflasi ke target 2%, sehingga pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini tidak diperlukan.
- Beth Hammack (Cleveland Fed) menilai pelonggaran kebijakan terlalu cepat bisa berisiko.
- Sebaliknya, Stephen Miran (Gubernur baru The Fed) menilai kebijakan moneter terlalu ketat dan bisa mengancam pasar tenaga kerja bila tanpa pemangkasan agresif.