Dolar AS menguat, harga emas spot merosot 0,3% ke US$ 1.858 per ons troi



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga emas terus melemah ke level terendah dalam lebih dari dua bulan pada perdagangan hari ini. Harga si kuning terbebani oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS), di mana investor pun sedang menanti data klaim pengangguran yang bakal dirilis untuk mengukur kecepatan pemulihan ekonomi di AS. 

Mengutip Reuters, Kamis (24/9) pukul 08.30 WIB, harga emas spot turun 0,3% menjadi US$ 1.858,08 per ons troi. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai US$ 1.853,32, level terendah sejak 22 Juli. 

Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2020 juga ambles 0,3% ke US$ 1.862,30 per ons troi. 


Tekanan bagi harga emas datang setelah indeks dolar AS bertahan di sekitar level tertingginya dalam delapan minggu terhadap mata uang saingan. Ini terjadi setelah tanda-tanda perlambatan ekonomi di Eropa dan AS muncul karena kekhawatiran baru tentang gelombang kedua infeksi virus corona baru.

Baca Juga: Harga emas terus melorot, di tengah kenaikan dolar AS dan ketidakpastian stimulus

Dengan posisi dolar AS yang lebih kuat, harga emas batangan menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Pelaku pasar kini cenderung bergerak wait and see sambil menanti data klaim pengangguran AS. Analis memprediksi, klaim pengangguran di Negeri Paman Sam tersebut akan kembali turun walau masih di level yang tinggi. 

Sementara itu, pertumbuhan bisnis di zona Eropa terhenti bulan ini khususnya untuk industri jasa yang kembali terpukul oleh kebangkitan dalam kasus Covid-19 yang mendorong pemerintah untuk kembali melakukan pembatasan.

Sementara dari pasar AS, para pejabat Federal Reserve sudah muncul dua kali lipat lebih banyak guna meyakinkan investor bahwa mereka akan menjaga kebijakan moneter yang longgar selama bertahun-tahun untuk membuat tingkat pengangguran turun. 

Selain itu, para pejabat juga menekankan penetapan suku bunga acuan rendah dan tetap mendekati nol sampai inflasi AS mencapai target 2%.

Selanjutnya: Harga minyak turun, dipicu pernyataan The Fed soal perlunya stimulus tambahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari