Dolar AS Menguat Harga Emas Tertekan



MOMSMONEY.ID - Harga emas spot bergerak melemah 0,16% ke US$ 1.933 per ons troi pada Selasa (8/8), pukul 11.49. 

Mengutip riset Monex Investindo Futures, Selasa (8/8), harga emas turun karena indeks dolar AS bangkit. Rilis data non farm payrolls (NFP) yang lebih rendah dari forecast pada Jumat (4/8), membuat indeks dolar AS turun. Namun, indeks dolar AS kembali naik karena mendapat tenaga dari pernyataan gubernur bank sentral AS. 

Jumat lalu, departemen tenaga kerja AS melaporkan NFP periode Juli sebanyak 187.000 orang, lebih rendah dari perkiraan di trading central 190.000 orang. Dari data tersebut membuat pelaku pasar semakin yakin semakin yakin The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Alhasil, indeks dolar AS turun dan gold naik pada Jumat pekan lalu. 


Namun, Senin kemarin pergerakan harga emas berbalik, setelah gubernur bank sentral AS Michelle Bowman mengatakan suku bunga perlu dinaikkan kembali untuk mencapai target inflasi 2%. Penegasan pernyataan tersebut membuat indeks dolar AS akhirnya bangkit dan harga emas kembali turun. 

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Kompak Melemah Jelang Akhir Pekan

Di pekan ini, fokus pelaku pasar akan tertuju pada data inflasi CPI AS yang akan rilis Kamis (10/8). CPI periode Juli diprediksi akan cukup tinggi akibat kenaikan harga energi. Tetapi jika menunjukkan penurunan signifikan, banyak analis melihat para pejabat The Fed tidak akan lagi bersikap hawkish atau berniat kembali menaikkan suku bunga. 

Sebelum rilis data CPI tersebut, harga emas masih akan volatil dan akan dipengaruhi data neraca perdagangan China. Monex melihat trader memiliki peluang untuk mengambil posisi buy pada produk emas untuk menguji level resistance U$1.936,45 per ons troi bila perlambatan ekonomi China akan semakin nyata, dan daya tarik Gold sebagai aset aman (safe haven) akan meningkat. Kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut maka Gold berpeluang naik menguji level resistance selanjutnya U$1.938,35 per ons troi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Danielisa Putriadita