Dolar AS Menguat, Simak Strategi Pembiayaan Utang Kemenkeu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs Rupiah di pasar spot semakin tak berdaya. Rupiah spot ditutup pada level Rp 15.267 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Rabu (28/9), melemah 0,94% dari sehari sebelumnya. Pelemahan rupiah ini akan berefek ke pembayaran kewajiban utang pemerintah.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Riko Amir mengatakan, volatilitas yang tinggi pada mata uang asing, khususnya dolar AS akan berdampak kepada pembayaran kewajiban utang pemerintah.

Meski begitu, Riko menuturkan, pemerintah telah melakukan langkah-langkah mitigasi atas kondisi tersebut. Di antaranya melalui penetapan komposisi utang yang optimal, dan mencari pembiayaan dengan cost of fund yang relatif rendah.


Baca Juga: Rupiah Anjlok, Ekonom: Dampaknya Bebani Utang Luar Negeri

Ia menambahkan, risiko nilai tukar dalam beberapa tahun terakhir mengalami perbaikan dimana porsi utang dalam mata uang asing yang sebesar 41,0% pada tahun 2018 menurun signifikan menjadi 28,9% pada Agustus 2022. 

Membaiknya indikator risiko nilai tukar tersebut diperkirakan akan mampu menyerap volatilitas dolar AS sehingga dampaknya minimal terhadap pembayaran bunga utang.

"Bahkan pada tahun 2022, pagu bunga utang diperkirakan masih dapat memenuhi kebutuhan pembayaran bunga utang hingga akhir tahun bahkan lebih rendah dari pagu yang ditetapkan," ujar Riko kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).

Riko menegaskan, pemerintah akan senantiasa mengupayakan pembiayaan utang dengan mengutamakan keseimbangan antara biaya dan risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi