Dolar AS menjadi mata uang yang paling perkasa di hadapan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah perkasa di hadapan beberapa mata uang dunia pada kuartal ketiga 2021 ini. Merujuk Bloomberg, dolar Australia menjadi salah satu mata yang paling melemah terhadap rupiah. Dolar Kanguru melemah 5,19% di kuartal ketiga 2021.

Selain itu, beberapa mata uang utama dunia juga melemah terhadap rupiah. Poundsterling melemah sebanyak 4,16% terhadap rupiah, euro melemah sebanyak 3,76%, yen Jepang melemah 2,60%, dolar Singapura melemah 2,44%, dan dolar Amerika Serikat (AS) melemah sebanyak 1,29%.

Untuk kinerja sejak awal tahun sampai September 2021, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terbesar terhadap rupiah, yakni hingga 6,15%. Untuk posisi kedua ada dolar Australia 4,80%, disusul euro 3,89%, dan dolar Singapura 1,04%.


Baca Juga: Rupiah kembali melemah di atas Rp 14.300 per dolar AS, ini sebabnya

Akan tetapi, mata uang poundsterling dan dolar AS justru menguat terhadap rupiah sejak awal tahun. Poundsterling menguat sebanyak 0,19%, dan dolar AS menguat sebanyak 1,87%.

Research and Development ICDX Nikolas Prasetia menilai, penguatan kurs rupiah di kuartal ketiga 2021 karena kasus Covid-19 di Indonesia yang membaik dibandingkan dengan beberapa negara lain.

Presiden Komisoner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo mengamati, dasar pertumbuhan yang kuat pada kuartal kedua 2021, keberhasilan dalam program vaksinasi, dan keberhasilan PPKM berkontribusi terhadap harapan dan perkiraan ekonomi Indonesia yang lebih kuat dibanding beberapa negara lain.

“Ini yang membuat kepercayaan terhadap rupiah yang relatif stabil dari investor, sebagaimana BI menjaga suku bunga tetap tidak berubah dalam beberapa kali Rapat Dewan Gubernur (RDG),” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (1/10).

Baca Juga: Diselimuti sentimen positif, rupiah bisa menguat pada Senin (4/10)

Di kuartal keempat 2021, Sutopo menilai pergerakan mata uang yang masih akan didominasi oleh kuatnya dolar AS. Hal ini karena adanya sentimen tapering yang membuat sebagian besar mata uang melemah terhadap dolar AS. Akan tetapi, dia memperkirakan rupiah masih akan tangguh.

“Yang menarik tetap USD/IDR, karena dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia akan terus mengalami fluktuasi dalam berbagai event di kuartal keempat 2021,” kata Sutopo.

Sutopo memperkirakan, USD/IDR dalam tiga bulan ke depan akan bergerak di kisaran transaksi yang cukup stabil di antara Rp 14.200 per dolar AS–Rp 14.600 per dolar AS.

Nikolas memperkirakan jika Federal Reserve mengumumkan melaksanakan tapering, maka akan menjadi langkah koordinasi para bank sentral dunia untuk mengikuti AS dalam menaikkan suku bunga. “Jika aksi The Fed diikuti, maka rupiah bisa saja kalah dengan negara-negara lain yang melakukan perubahan kebijakan moneter,” pungkas dia.

Baca Juga: Rupiah berpotensi lanjut menguat pada perdagangan Senin (4/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati