Dolar AS Perkasa, Bunga dan Simpanan Valas Perbankan Ikut Naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mulai menyesuaikan bunga simpanan valuta asing (valas) seiring dengan kenaikan bunga Bank Indonesia (BI). Ini membuat, simpanan dana pihak ketiga (DPK) valas perbankan ikut naik di saat mata uang Dolar AS kian perkasa.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memantau pada 22 Agustus hingga 16 September 2022 perkembangan suku bunga pasar SBP simpanan valas terpantau naik sebesar 20 bps menjadi sebesar 0,44%. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, ini sebagai dampak ekspektasi kenaikan suku bunga kebijakan the Fed dan kondisi likuiditas valas dengan ruang lanjutan peningkatan cukup terbuka pasca FOMC September 2022.

Adapun data BI mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) valas perbankan mampu tumbuh 12,1% year on year (yoy) menjadi Rp 1.049,6 triliun per Agustus 2022. Jauh lebih tinggi dari pertumbuhan DPK rupiah yang hanya naik 7,6% menjadi Rp 6.305,1 triliun pada periode yang sama.


PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyebut, kenaikan bunga acuan sudah berdampak kepada bunga deposito valas. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, khusus untuk suku bunga negosiasi bergerak mengikuti mekanisme permintaan pasar.

“Hingga Agustus 2022, DPK valas naik 7,92% dibanding Juni 2022. Dana murah atau current account and saving account (CASA) valas menjadi driver utama dalam kenaikan DPK valas BRI, dengan proporsi CASA valas mencapai 65,68% pada Agustus 2022,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Kamis (6/10).

Baca Juga: Krisis Global Depan Mata, Ketua Himbara: Kondisi Perbankan Sekarang Solid

Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi CASA valas pada Agustus 2021 sebesar 50,06%. Sementara itu, untuk loan to deposit ratio (LDR) valas BRI terjaga pada level 59,67% pada Agustus 2022.

Aestika bilang, valuta asing yang paling banyak dipilih nasabah adalah US dollar. BRI melihat kebijakan The Fed yang hawkish (mengetatkan) mempengaruhi penyesuaian benchmark rate sehingga BRI tetap fokus mendorong pertumbuhan DPK valas.

“Penyesuaian suku bunga simpanan valas menyesuaikan potensi dan pertumbuhan kredit. Selain itu BRI senantiasa aktif sebagai market maker dalam memenuhi kebutuhan client, baik segmen ritel, korporasi maupun interbank,” tuturnya.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga sudah menyesuaikan bunga simpanan valas berkisar 25 basis poin (bps) hingga 50 bps menjadi 1,75% hingga 2,75%. Direktur Distribusi dan Pendanaan Bank BTN Jasmin menyatakan kenaikan bunga tergantung jangka waktu dan besaran nominal simpanannya.

“Tren simpanan valas di BTN cukup bagus meskipun belum signifikan dibandingkan rupiahnya. Jumlah DPK Valas kecil, sekitar 1% hingga 2% dari total DPK BTN,” kata Jasmun.

Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Mandir Rudi As Aturridha mengatakan, DPK valas Bank Mandiri masih berada pada level optimal dengan pertumbuhan sebesar 27,1% secara year on year (yoy) hingga Agustus 2022. Pencapaian itu ditopang oleh pertumbuhan giro dan tabungan valas (CASA) yang tumbuh 26,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 166,3 triliun pada akhir Agustus 2022.

“Bank Mandiri secara aktif terus menjaga likuiditas valas untuk memenuhi kebutuhan transaksi dalam mata uang asing. Bank Mandiri melakukan optimalisasi pengelolaan likuiditas dengan melakukan kontrol melalui monitoring portfolio baik di sisi kredit maupun dana serta optimalisasi terhadap kredit valas yang dilakukan dengan selektif, terukur, dan dengan pricing yang sesuai,” ujar Rudi.

Hal ini bertujuan agar pengelolaan asset & liability dapat mencapai tujuan dalam mengontrol risiko likuiditas yang dihadapi. Seiring dengan tren peningkatan suku bunga pasar dan kebutuhan ekspansi bisnis Bank Mandiri.

Baca Juga: Hadapi Krisis Global, Asbisindo Imbau Bank Syariah Jaga Likuiditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat