KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama lainnya dan mencapai level tertinggi dalam dua tahun, setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga 25bps. Selain itu, The Fed juga mengindikasikan akan memperlambat laju siklus pelonggaran kebijakan moneternya di tahun depan. The Fed akhirnya menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,50%, dengan para pejabat mengisyaratkan bahwa mereka kemungkinan akan menghentikan pemangkasan suku bunga di tahun depan mengingat pasar tenaga kerja dan inflasi yang stabil.
Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10 tahun naik 6,1 basis poin menjadi 4,446%, mencapai level tertinggi dalam empat minggu. "The Fed meningkatkan prakiraan inflasi inti dan menyesuaikan diagram titik; jadi pemotongan suku bunga sudah diperkirakan dan saya pikir kita memiliki satu lagi pemotongan suku bunga yang diperkirakan untuk tahun depan dan itu lebih sedikit dari sebelumnya," kata Axel Merk, presiden dan kepala investasi di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California. "Jadi, pandangan awal pasar adalah bahwa itu agresif dan itu positif terhadap dolar."
Baca Juga: Wall Street Anjlok Lebih dari 2% Usai The Fed Pangkas Suku Bunga 25bps Dolar menguat 0,89% menjadi 0,90020 terhadap franc Swiss, setelah mencapai level tertinggi 0,90150, level tertinggi sejak Juli. Euro turun 1,17% ke level US$ 1,03695, turun ke level terendah dalam tiga minggu. Indeks dolar AS, yang mengukur the greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik hingga 108,260, mencapai level tertinggi sejak November 2022. Indeks terakhir naik 1,08% pada 108,08. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi persnya bahwa "tepat untuk bergerak maju dengan hati-hati dan mencari kemajuan inflasi", seraya menambahkan bahwa pasar tenaga kerja sedang melemah. The Greenback melonjak ke level tertinggi dalam 15,5 tahun terhadap won Korea Selatan, mencapai 1.454,41, level tertinggi sejak Maret 2009. Terkahir Dolar AS juga menguat 0,78% menjadi 154,63 terhadap yen Jepang, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu. Bank of Japan diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada hari Kamis. Bank of England juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada hari Kamis. Sterling melemah terhadap euro dan terhadap dolar AS menyusul keputusan The Fed. Poundsterling melemah 0,98% menjadi US$ 1,25860, jatuh ke level terendah dalam tiga minggu.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Kembeli Melemah, Cek Saham Rekomendasi Analis untuk Kamis (19/12) Riksbank Swedia secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga hingga setengah poin, sementara Norges Bank akan membiarkan suku bunga tidak berubah. Krone Norwegia turun 1,54% menjadi $11,3677, sementara krona Swedia melemah 1,38% terhadap dolar menjadi 11,1087. Dolar Australia merosot ke US$ 0,62225, level terendah sejak Oktober 2022. Kiwi Selandia Baru menyentuh level terendah baru dalam dua tahun di US$ 0, 56540. Yuan lepas pantai diperdagangkan pada 7,321 per dolar pada hari Selasa, bertahan stabil di dekat level terendah 13 bulan terhadap dolar.
Bitcoin turun sebanyak 5% setelah Powell mengatakan Fed tidak ingin terlibat dalam upaya pemerintah untuk menahan sejumlah besar mata uang kripto terbesar di dunia. Itu turun 5,34% menjadi US$ 100.734.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari