KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas spot tak bertenaga di pekan ini. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dalam seminggu terakhir membuat emas pun berada di jalur penurunan mingguan pertama dalam lima pekan. Jumat (10/9), harga emas spot ditutup turun 0,4% menjadi US$ 1.787,58 per ons troi. Alhasil, emas ambles 2,2% di pekan ini Sementara, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2021 koreksi 0,4% ke US$ 1.792,1 per ons troi. Ini membuat emas koreksi 2,3% dalam seminggu terakhir.
Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities mengatakan, kenaikan imbal hasil AS mencegah dana spekulatif bergerak secara meyakinkan ke emas. Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun naik setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang tinggi dapat bertahan untuk beberapa waktu. Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, hasil yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas batangan tanpa bunga. "Data indeks harga produsen AS yang meningkat dapat mendorong orang untuk percaya bahwa The Fed dapat menunjukkan sikap akomodasi dengan sedikit melakukan pengurangan," tambah Melek.
Baca Juga: Harga emas ke US$ 1.796 per ons troi, menuju pelemahan mingguan pertama Investor emas memantau dengan cermat keputusan The Fed, karena emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik ketika suku bunga rendah.
Banyak pelaku pasar emas menunggu di sela-sela sebagian karena ketidakpastian seputar garis waktu pengurangan The Fed, kata analis Commerzbank Daniel Briesemann. Selain emas, komoditas logam mulai lainnya juga terseret. Harga perak turun 0,9% menjadi US$ 23,86 per ons troi. Platinum juga melemah 1,9% ke US$ 958,51 per ons troi. Nasib lebih buruk terjadi pada paladium yang koreksi 1,7% ke US$ 2.142,12 per ons troi. Ini membuat paladium ambles sekitar 11% di pekan ini. Melek mencatat, meningkatnya kekhawatiran atas manufaktur mobil di China dan di tempat lain, dengan pengumuman dari pembuat mobil yang menutup beberapa produksi karena kekurangan chip, telah mendorong permintaan platinum dan paladium. Hal ini jadi katalis negatif bagi kedua komoditas logam mulai tersebut.
Editor: Anna Suci Perwitasari