Dolar AS Perkasa, Reksadana Offshore Layak Dilirik?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) menjadi kesempatan besar untuk menggandakan keuntungan lewat mata uang tersebut. Investor juga bisa melirik reksadana offshore (luar negeri) berdenominasi dolar AS.

CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra menilai, kinerja reksadana offshore di sepanjang tahun 2024 ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter bank sentral, dan juga sentimen pasar.

“Reksadana offshore berbasis dolar AS memiliki prospek yang cukup baik karena penguatan mata uang tersebut dapat meningkatkan nilai investasi dalam mata uang lokal,” ujar Guntur saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/4).


Menurut Guntur, sejauh ini masih sulit untuk menakar prospek dolar ke depannya karena banyak faktor yang akan berpengaruh termasuk kebijakan moneter, perkembangan ekonomi global, dan geopolitik. Namun, perkembangan pasar terkini yang dibayangi suku bunga tinggi semestinya masih akan membuka peluang bagi The Greenback untuk terus menguat.

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Bagaimana Peluang Investasi Reksadana Offshore?

Walau demikian, Guntur mengingatkan, perlu dicatat bahwa performa reksadana offshore akan tergantung strategi dan aset yang dimiliki dalam portofolio reksadana tersebut. Di samping itu, perlu diketahui bahwa reksadana offshore berbasis AS saat ini memiliki limitasi dan hanya bisa berinvestasi di saham-saham syariah.

Reksadana offshore USD juga cenderung memiliki expense ratio reksadana yang lebih tinggi karena ada kemungkinan biaya-biaya reksadana tidak seefisien reksadana konvensional. Dari sisi perpajakan, reksadana kelas aset ini juga tampil underperform ketimbang acuan (benchmark) karena biaya operasional dan perpajakan yang cukup tinggi.

Guntur menyebutkan, penguatan nilai investasi mata uang, potensi imbal hasil yang lebih tinggi, dan diversifikasi portofolio bakal mendukung kinerja reksadana offshore. Di sisi lain, risiko fluktuasi nilai tukar dan ketidakpastian geopolitik dapat memengaruhi nilai investasinya, serta biaya-biaya pengelolaan juga bakal cukup membebani reksadana offshore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi