Harga gandum naik di hari yang ketiga seiring dengan anjloknya dolar AS. Hal ini tentu menyurung permintaan gandum dari AS ditengah prediksi menyusutnya produksi gandum di Kanada, negara eksportir gandum terbesar kedua di dunia setelah AS. Kontrak gandum untuk pengiriman September naik 1,5% menjadi US $4,6375 per bushel di Chicago Board of Trade. Euro menguat ke level yang paling tinggi dalam sebulan ini terhadap dolar AS sebelum pemerintah Eropa melaporkan bahwa produksi industrial akan terus berkembang dalam 11 bulan berturut-turut. "Lemahnya dolar telah memberi sokongan terhadap sebagian besar komoditi hari ini" kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research IDO Securities Co.Gandum sudah naik 1% di level US$ 4,6175 pada pukul 10:35 waktu Tokyo. Minggu lalu, harga gandum sudah sempat naik 1,1%, peningkatan pertama dalam tiga minggu belakangan. Kontrak yang paling aktif diperdagangkan tersebut telah anjlok 15% pada tahun ini karena berkurangnya permintaan terhadap biji-bijian dari AS dan meningkatnya persediaan di pasar global. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dolar AS Tergebuk, Harga Gandum Mumbul
Harga gandum naik di hari yang ketiga seiring dengan anjloknya dolar AS. Hal ini tentu menyurung permintaan gandum dari AS ditengah prediksi menyusutnya produksi gandum di Kanada, negara eksportir gandum terbesar kedua di dunia setelah AS. Kontrak gandum untuk pengiriman September naik 1,5% menjadi US $4,6375 per bushel di Chicago Board of Trade. Euro menguat ke level yang paling tinggi dalam sebulan ini terhadap dolar AS sebelum pemerintah Eropa melaporkan bahwa produksi industrial akan terus berkembang dalam 11 bulan berturut-turut. "Lemahnya dolar telah memberi sokongan terhadap sebagian besar komoditi hari ini" kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research IDO Securities Co.Gandum sudah naik 1% di level US$ 4,6175 pada pukul 10:35 waktu Tokyo. Minggu lalu, harga gandum sudah sempat naik 1,1%, peningkatan pertama dalam tiga minggu belakangan. Kontrak yang paling aktif diperdagangkan tersebut telah anjlok 15% pada tahun ini karena berkurangnya permintaan terhadap biji-bijian dari AS dan meningkatnya persediaan di pasar global. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News