KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar Amerika Serikat bergerak stabil namun bertahan di dekat level terendah dalam 2,5 bulan pada perdagangan Rabu (17/12/2025), setelah data tenaga kerja menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih melemah. Kondisi ini membuat pelaku pasar belum yakin mengenai waktu pemangkasan suku bunga berikutnya oleh bank sentral AS (Federal Reserve). Pada perdagangan Asia, euro berada di level US$ 1,1751, mendekati posisi tertinggi 12 pekan yang disentuh pada sesi sebelumnya.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$ 4.318,4 Rabu (17/12) Pagi, Ini Pemicunya Penguatan euro terjadi menjelang keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (18/12), di mana ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya. Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama, tercatat di level 98,193. Posisi ini mendekati level terendah sejak 3 Oktober yang dicapai pada Selasa (16/12/2025). Sepanjang tahun ini, indeks dolar telah merosot sekitar 9,5% dan berada di jalur penurunan tahunan terdalam sejak 2017. Data menunjukkan ekonomi AS menciptakan 64.000 lapangan kerja pada November, melampaui perkiraan ekonom dalam survei Reuters. Namun, tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,6%. Data ini dinilai kurang mencerminkan kondisi sebenarnya karena terdampak penutupan pemerintahan selama 43 hari.
Baca Juga: Bursa Asia Tertahan Rabu (17/12), Minyak Melonjak Usai AS Blokade Tanker Venezuela Pelaku pasar pun masih ragu apakah laporan tersebut cukup mengubah arah kebijakan moneter The Fed, sembari menunggu rilis data inflasi AS yang dijadwalkan pada Kamis. “Data gabungan tersebut menggambarkan pertumbuhan lapangan kerja yang lemah,” ujar analis pasar IG, Tony Sycamore. Menurutnya, meski belum cukup lemah untuk mendorong pemangkasan suku bunga pada Januari, tren kenaikan pengangguran membuka peluang pelonggaran kebijakan pada pertemuan FOMC bulan Maret jika pelemahan berlanjut. The Fed telah memangkas suku bunga pekan lalu sesuai ekspektasi, namun memberi sinyal bahwa biaya pinjaman tidak akan turun dalam waktu dekat. Proyeksi terbaru The Fed hanya memperkirakan satu kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026. Meski demikian, pasar masih memperhitungkan dua kali pemangkasan suku bunga tahun depan, meski peluang pemangkasan pada Januari dinilai kecil. “Jika data CPI sesuai ekspektasi, The Fed tidak akan berada di bawah tekanan untuk segera melonggarkan kebijakan pada beberapa pertemuan mendatang. Bahkan Maret pun mungkin masih terlalu cepat,” kata Thomas Mathews, Head of Markets Asia-Pasifik Capital Economics.
Baca Juga: Regulator California Tunda Perintah Penangguhan Penjualan Tesla Agenda Bank Sentral Jadi Sorotan Sejumlah bank sentral dunia akan menggelar rapat kebijakan menjelang akhir tahun. Selain ECB, Bank of England (BoE) diperkirakan memangkas suku bunga dalam pemungutan suara yang ketat pada Kamis. Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) diproyeksikan menaikkan suku bunga pada Jumat (19/12) ke level tertinggi dalam tiga dekade. Pound sterling bergerak stabil di level US$ 1,3424, sedikit di bawah level tertinggi dua bulan yang dicapai pada Selasa. Penguatan ini terjadi setelah data menunjukkan tingkat pengangguran Inggris mencapai level tertinggi sejak awal 2021 dan pertumbuhan upah sektor swasta melemah ke level terendah hampir lima tahun, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga BoE.
Baca Juga: Ekspor Singapura Naik 11,6% pada November, Melampaui Perkiraan Yen Jepang menguat ke level 154,56 per dolar AS, mendekati level tertinggi dua pekan, menjelang keputusan BOJ. Dengan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga, perhatian investor tertuju pada panduan kebijakan ke depan dan arah suku bunga tahun depan.
Strategis global FX & rates Macquarie, Thierry Wizman, menilai langkah BOJ merupakan respons atas tekanan inflasi akibat yen yang lemah serta meningkatnya kemauan politik untuk mengatasi krisis biaya hidup di Jepang. “Kami lebih bullish terhadap yen dibandingkan pound sterling. Kami memperkirakan USD/JPY bergerak menuju 146 pada akhir 2026, sementara GBP/USD bertahan di kisaran 1,33–1,34,” ujarnya.