Dolar Jatuh ke Titik Terendah 3 Minggu Terhadap Yen pada Senin (26/8)



KONTAN.CO.ID - Dolar jatuh ke titik terendah tiga minggu terhadap yen pada Senin (26/8) dan stabil di dekat posisi terendah multi-bulan terhadap euro serta pound sterling.

Saat investor mempertimbangkan prospek The Fed yang akan segera memulai serangkaian pemotongan suku bunga.

Dolar merosot hingga 0,7% menjadi 143,45 yen, level terlemahnya sejak 5 Agustus dan terakhir diperdagangkan turun 0,4%.


Namun, dolar menguat terhadap euro dan sterling setelah mencapai posisi terendah baru dalam beberapa bulan terakhir pekan lalu.

Para pedagang juga terus mengawasi dampak dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Baca Juga: Dolar Melemah Terhadap Yen, Mulai Stabil Setelah Penurunan Pekan Lalu

Dalam pidato yang sangat dinantikan pada Jumat (23/8) di konferensi ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming, Ketua The Fed Jerome Powell mendukung dimulainya pemotongan suku bunga, dengan menyatakan bahwa pendinginan lebih lanjut di pasar tenaga kerja tidak akan diinginkan.

"Powell tidak mengatakan hal baru, tetapi secara resmi mengonfirmasi beberapa hal yang sudah diprediksi oleh pasar, termasuk ide pemotongan suku bunga, dan pergeseran fokus dari inflasi ke pasar tenaga kerja," kata Samy Chaar, kepala ekonom di Lombard Odier di Jenewa.

Namun, dia tidak melihat dolar akan jatuh lebih jauh dalam jangka pendek.

"Penurunan besar dolar dari sini akan berarti bahwa pasar tidak memperhitungkan cukup banyak pemotongan, yang menurut saya adalah sedikit berlebihan."

Para pedagang secara bulat memperkirakan The Fed akan memulai kampanye pelonggaran suku bunganya pada 18 September, tetapi melihat peluang sekitar 39% untuk pemotongan sebesar 50 basis poin, menurut CME FedWatch Tool. Angka ini naik dari peluang 25% seminggu sebelumnya.

Indeks dolar - yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama - tetap datar di 100,71, hanya sedikit di atas posisi terendah 13 bulan di 100,60 yang dicapai akhir pekan lalu.

Aktivitas perdagangan diperkirakan akan lebih ringan dari biasanya karena pasar Inggris ditutup untuk libur umum.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Hari Ini (26/8), Indeks Dolar Paling Buruk Dalam 13 Bulan

Yen Masih Menguat

Mendukung penguatan yen, Kepala Bank of Japan Kazuo Ueda pada hari Jumat menegaskan kembali tekadnya untuk menaikkan suku bunga jika inflasi tetap berada di jalur untuk mencapai target 2% secara berkelanjutan.

Banyak pelaku pasar memperkirakan Ueda akan bersikap kurang hawkish dalam sesi khusus parlemen, yang diadakan di tengah kritik bahwa kenaikan mendadak BOJ bulan lalu memicu pembalikan cepat dari taruhan bearish yen dan penjualan besar-besaran saham Jepang.

Mata uang AS mendekati level terendahnya dalam 13 bulan terhadap euro dan mendekati level yang terakhir terlihat pada Maret 2022 terhadap sterling.

Dengan komentar Kepala Bank of England Andrew Bailey bahwa "terlalu dini untuk menyatakan kemenangan" atas inflasi, yang menandakan sikap yang kurang agresif terhadap pemotongan suku bunga dibandingkan dengan The Fed.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 1,12% pada Senin (26/8)

Sterling sedikit melemah ke US$1,3199 setelah melonjak hingga US$1,32295 pada Jumat, level tertinggi dalam 17 bulan.

Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa para pembuat kebijakan ECB sedang bersiap untuk pemotongan suku bunga lagi pada 12 September.

Euro turun ke US$1,1180, tetapi tidak jauh dari level tertingginya di sesi US$1,1205, level yang terakhir terlihat pada Juli tahun lalu.

Franc Swiss naik sekitar 0,1% menjadi 0,8459 per dolar, level terkuatnya sejak 5 Agustus.

Di tempat lain, dolar Australia mundur 0,31% menjadi US$0,6775, tetapi tetap tidak jauh dari puncak Jumat di US$0,6799, level tertinggi sejak 11 Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto