MELBOURNE. Kontrak harga emas tak banyak mengalami perubahan hari ini. Namun ada indikasi, harga emas akan naik lagi menembus rekor untuk empat hari berturut-turut. Sebab, ada spekulasi kalau dolar bakalan melemah di tengah mandeknya pemulihan ekonomi AS. Pada pukul 11.49 waktu Melbourne, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat diperdagangkan di posisi US$ 1.278,95 per troy ounce. Kemarin, harga emas sempat meroket 0,8% ke level tertinggi sepanjang sejarah di posisi US$ 1.283,80. Sementara, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember pada pukul 11.29 waktu Melbourne tak banyak mengalami perubahan di posisi US$ 1.279,50. Kemarin, kontrak yang sama menembus rekor di level US$ 1.285,20 per troy ounce. "Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan emas adalah adanya kecemasan atas ekonomi AS," jelas MineLife Senior Resource Analyst Gavin Wendt. Dia menambahkan, saat ini, investor merasa khawatir kalau AS akan menggelontorkan kembali stimulus yang akan meningkatkan inflasi dan melemahkan dolar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dolar keok berarti bullish untuk emas
MELBOURNE. Kontrak harga emas tak banyak mengalami perubahan hari ini. Namun ada indikasi, harga emas akan naik lagi menembus rekor untuk empat hari berturut-turut. Sebab, ada spekulasi kalau dolar bakalan melemah di tengah mandeknya pemulihan ekonomi AS. Pada pukul 11.49 waktu Melbourne, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat diperdagangkan di posisi US$ 1.278,95 per troy ounce. Kemarin, harga emas sempat meroket 0,8% ke level tertinggi sepanjang sejarah di posisi US$ 1.283,80. Sementara, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember pada pukul 11.29 waktu Melbourne tak banyak mengalami perubahan di posisi US$ 1.279,50. Kemarin, kontrak yang sama menembus rekor di level US$ 1.285,20 per troy ounce. "Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan emas adalah adanya kecemasan atas ekonomi AS," jelas MineLife Senior Resource Analyst Gavin Wendt. Dia menambahkan, saat ini, investor merasa khawatir kalau AS akan menggelontorkan kembali stimulus yang akan meningkatkan inflasi dan melemahkan dolar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News