Dolar Melemah, Harga Emas Diramal Naik pada Pekan Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diprediksi naik pada pekan ini. Prediksi ini seiring dengan indikasi bahwa tren kenaikan harga emas akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. 

Berdasarkan Trading Economics, harga emas menguat 0,35% ke level US$ 2.417 per ons troi pada perdagangan Rabu (24/7) pukul 13.15 WIB. Sedangkan dalam sepekan, harga emas juga naik 0,95%.

Analis Dupoin Indonesia Andrew Fischer mengatakan, harga emas cenderung terus naik dibandingkan dengan harga-harga sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa pasar masih optimis terhadap prospek harga emas ke depan. Menurut dia, salah satu faktor utama yang mempengaruhi prediksi ini adalah potensi penurunan nilai dolar AS atau USD. 


“Ketidakpercayaan yang meningkat terhadap mata uang AS dapat mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas,” kata Fischer dalam riset hariannya, Rabu (24/7). 

Baca Juga: Profit 17,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (24 Juli 2024)

Dia menjelaskan, dengan adanya tekanan terhadap USD, maka permintaan emas diperkirakan akan meningkat, yang pada gilirannya dapat mendukung kenaikan harga logam mulia ini.

Secara teknikal, harga emas (XAU/USD) menunjukkan sinyal bullish yang mengindikasikan bahwa momentum kenaikan harga emas masih berlanjut. Meskipun pasar emas saat ini mengalami fluktuasi, namun secara tren harga emas masih memiliki potensi untuk terus meningkat.

Di sisi lain, Fischer mengatakan, Investor saat ini tengah menunggu data ekonomi dari Amerika Serikat yang akan dirilis pada akhir pekan ini. Data tersebut diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai perkiraan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini. 

“Mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun ini,” imbuhnya. 

Fischer menilai, penurunan suku bunga ini berpotensi mengurangi biaya peluang bagi investor yang memilih untuk memegang emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil. Menurut CME FedWatch Tool, ada peluang 96% bahwa penurunan suku bunga oleh bank sentral AS akan terjadi pada bulan September.

Selain itu, Fischer menyebutkan bahwa fokus minggu ini tertuju pada laporan produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua yang akan dirilis pada hari Kamis (25/7). Serta indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) terbaru yang akan dirilis pada hari Jumat. Data PCE ini merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. 

Baca Juga: Sebulan Naik 3,38%, Harga Emas Hari Ini Tetap Bergeming (23 Juli 2024)

Fischer menambahkan, India baru saja memangkas bea masuk atas emas dan perak. Langkah ini diperkirakan para pejabat industri akan meningkatkan permintaan ritel dan membantu mengurangi penyelundupan di negara konsumen emas batangan terbesar kedua di dunia. Permintaan emas yang lebih tinggi dari India dapat memberikan dorongan pada harga emas global.

Secara keseluruhan, pandangan Fischer menyebutkan, posisi teknis emas saat ini masih bullish, yang menarik minat spekulan untuk mengambil posisi beli, terutama saat harga turun. Dalam konteks ini, keputusan untuk berinvestasi dalam emas tampak menjanjikan, seiring dengan tren harga yang menunjukkan sinyal positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat