KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan importasi beras dan jagung dipastikan akan terus berjalan meskipun ada penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan Bulog sudah melakukan uji stres dengan kondisi penguatan dolar.
Menurutnya dengan kondisi ini, Bulog masih bisa membiayai kegiatan penugasan importasi baik beras maupun jagung. Hanya saja, diakuinya penguatan dolar ini pasti akan berdampak pada kenaikan biaya penyaluran untuk program pemerintah.
"Penyaluran beras atau jagung sesuai kegiatan pemerintah biayanya akan naik," jelas Bayu pada Kontan.co.id, Senin (1/7).
Baca Juga: Bantuan Beras Diperpanjang Sampai Akhir Tahun, Bulog: Stok Sangat Mencukupi Meski begitu, Bayu memastikan meski rupiah melemah harga yang diterima penerima manfaat akan tetap sesuai ketentuan pemerintah.
Ia bilang untuk kegiatan importasi Bulog sangat berharap bisa melakukan pengelolaan pembelian jangka panjang. Dengan skema ini, dampak perubahan kurs dapat ditekan. Namun, langkah itu belum bisa diterapkan karena menunggu kebijakan pemerintah terkait bagaimana kepastian stok, hingga beberapa program ketetapan stabilisasi.
Diketahui, pada tahun ini pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan improtasi beras sebanyak 3,6 juta ton untuk memperkuat cadangan pangan nasional. Dari jumlah tersebut realisasi importasi pada periode Januari-April 2024 telah mencapai 1,77 ton.
Sementara untuk jagung pemerintah menugaskan Bulog untuk importasi sebanyak 750 ribu ton untuk alokasi selama 2024 dan telah terealisasi sebanyak 400 ribu ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih