JAKARTA. Nilai investasi sistem pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menggunakan alat pemantau Radio Frequency Identification (RFID) menjadi murah. Hal itu disebabkan menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), mengatakan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) mengajukan perubahan harga pengembalian investasi proyek ini. Investasi INTI dalam bentuk dolar Amerika Serikat, sedangkan yang dibayarkan Pertamina dalam bentuk rupiah. "Beberapa bulan terakhir nilai tukar dolar menguat. PT INTI mengeluhkan impor yang dilakukan. Padahal kontraktual menggunakan rupiah," ujar Ali, Jumat (1/11).
Dolar menguat, INTI ajukan perubahan harga RFID
JAKARTA. Nilai investasi sistem pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menggunakan alat pemantau Radio Frequency Identification (RFID) menjadi murah. Hal itu disebabkan menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), mengatakan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) mengajukan perubahan harga pengembalian investasi proyek ini. Investasi INTI dalam bentuk dolar Amerika Serikat, sedangkan yang dibayarkan Pertamina dalam bentuk rupiah. "Beberapa bulan terakhir nilai tukar dolar menguat. PT INTI mengeluhkan impor yang dilakukan. Padahal kontraktual menggunakan rupiah," ujar Ali, Jumat (1/11).