Dolar Stabil, Yen Menuju Penurunan Mingguan Pertama Dalam 6 Pekan



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dolar Amerika Serikat (AS) mendekati level tertinggi dalam satu minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Jumat (9/8). Penguatan dolar AS disokong oleh penurunan terbesar dalam klaim pengangguran AS dalam hampir satu tahun yang meredakan kekhawatiran akan penurunan ekonomi yang mengancam.

Mata uang AS stabil terhadap yen Jepang setelah rebound tiga hari. Data ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Kamis mendorong pengurangan taruhan untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve akhir tahun ini.

Yen dan franc Swiss, mata uang safe haven lainnya, bertahan di dekat level terendah satu minggu. Sementara pasar saham utama naik dan imbal hasil US Treasury turun.


Pasar mengalami minggu yang penuh gejolak yang sebagian besar dipicu oleh angka penggajian AS yang secara mengejutkan lemah seminggu lalu yang menyebabkan saham global jatuh. Permintaan akan aset aman seperti yen dan franc menyebabkan mata uang tersebut melonjak ke level tertinggi sejak awal tahun pada hari Senin.

"Perkiraan kami lebih konservatif pada USD/JPY dan EUR/CHF," kata ahli strategi FX UBS Yvan Berthoux kepada Reuters. Dia memperkirakan, pelemahan tidak akan berlanjut signifikan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat 2% Sepekan Saat Dolar AS Tertekan

Dolar melemah tipis 0,2% menjadi 146,96 yen pada pukul 18.33 WIB, menuju kenaikan sekitar 0,3% minggu ini. Ini adalah kenaikan mingguan pertama dolar AS terhadap yen dalam enam pekan terakhir.

Terhadap franc Swiss, dolar AS melemah 0,3% menjadi 0,8644 franc tetapi masih berada di jalur kenaikan mingguan 0,8%.

Data pada hari Kamis menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu. Penurunan klaim ini meredakan kekhawatiran pemburukan pasar tenaga kerja dan memperkuat bahwa penurunan suku bunga bertahap masih akan terjadi.

Peluang Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 17-18 September turun menjadi 55%, dari 69% sehari sebelumnya. Ada peluang 46% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Baca Juga: Donald Trump Isyaratkan Minat Intervensi Federal Reserve Jika Jadi Presiden AS Lagi

Yen telah melesat lebih tinggi bulan ini, mencapai level terkuat sejak 2 Januari di 141,675 per dolar pada hari Senin karena penghentian posisi short membesar. Penguatan yen terjadi menyusul kenaikan suku bunga yang mengejutkan oleh Bank of Japan di tengah melemahnya indikator ekonomi AS.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang dolar AS terhadap enam mata uang lainnya, hampir datar pada 103,20 setelah tiga hari kenaikan.

Euro sedikit lebih rendah pada US$ 1,0917, tetapi sedikit berubah dibandingkan dengan minggu lalu. Pada hari Senin, mata uang tersebut naik setinggi US$ 1,1009 untuk pertama kalinya sejak 2 Januari.

Sterling merosot ke US$ 1,2743, setelah reli 0,5% semalam yang menariknya kembali dari level terendah lebih dari satu bulan. Namun, mata uang tersebut tetap berada di jalur penurunan untuk minggu keempat berturut-turut.

Aussie merosot 0,3% menjadi US$ 0,6572, sebelum naik ke level terkuatnya sejak 24 Juli di awal sesi. Sementara dolar Selandia Baru mencapai level tertinggi tiga minggu di US$ 0,6035 sebelum datar di US$ 0,6013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati