Dollar AS akan melemah untuk jangka pendek



JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan terhadap rekan-rekan mata uang dunia. Sebut saja, aussie dan yen. Meskipun demikian, sepanjang perdagangan kemarin, dollar AS sempat menguat terhadap euro.Dollar Amerika Serikat mencapai posisi terkuat terhadap euro dalam sebulan terakhir. Naiknya dollar AS ini ditopang oleh prediksi bertumbuhnya sektor jasa AS dan data pabrik hari ini. Hal tersebut berpotensi mendorong Federal Reserve mengakhiri program pembelian obligasi pada tahun ini.Pekan lalu, Bloomberg Dollar Index Spot ditutup di level tertinggi tertinggi selama hampir empat bulan setelah Gubernur The Fed Ben S. Bernanke mengatakan gejolak perekonomian AS kemungkinan mereda. Sebelumnya, pada 18 Desember lalu, Bank sentral mengatakan akan memangkas pembelian obligasi bulanan sebesar US$ 10 miliar bulan ini.Di sisi lain, yen menguat terhadap sebagian besar rekan-rekan utama sebagai penurunan tahun lalu. Euro merosot selama hampir tiga minggu terhadap yen sebelum dirilisnya data inflasi Jepang yang diprediksi di bawah 1%."Dollar tetap berada dalam tren kenaikan,” kata Kengo Suzuki, Kepala strategi mata uang Mizuho Securities Co di Tokyo.Mengutip Bloomberg pukul 17.00, pasangan EUR/USD berada di level 1,3606. Euro berhasil naik 0,13% dibanding hari sebelumnya. Pasangan AUD/USD naik 0,10% dibanding hari sebelumnya menjadi 0,8954. Sementara USD/JPY turun 0,31% menjadi 104,53.Zulfirman Basir, senior research and analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan EUR/USD masih berpotensi melanjutkan penguatan hingga akhir pekan. Sebab, data sektor jasa di zona Euro, diantaranya Spanyol dan Italia diprediksi membaik. Euro juga ditopang oleh kekhawatiran The Fed yang akan mengisyaratkan tapering secara agresif.“Pasar sedang menanti data-data AS. Jika data terus membaik maka timbul kekhawatiran investor terhadap tapering yang lebih agresif,” ujar Firman.Ibrahim, analis mata uang menilai, pelemahan dollar AS hanya bersifat sementara. Penguatan AUD/USD terkerek oleh membaiknya komoditas. Seperti diketahui, aussie merupakan mata uang komoditas, sehingga sentimen positif yang sedang menghinggapi komoditas turut berpengaruh terhadap aussie. Menurutnya, sejauh mana penguatan aussie terhadap dollar AS bergantung pada perkembangan data ekonomi AS.“Dollar AS cenderung menguat kembali. Saat ini, pelaku pasar sedang menanti data ekonomi AS,” tutur Ibrahim.Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures memprediksi dollar AS akan melemah dalam jangka pendek. Jika pasangan USD/JPY tutup di bawah 103,90 maka USD/JPY berpotensi menjajal level support baru di 103,12. Sebaliknya apabila pasangan USD/JPY tutup di level 105,07 maka dolar akan melanjutkan penguatan hingga ke level 105,43.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie