Dollar AS Balik Menguat Setelah Jatuh ke Level Terendah dalam 13 Bulan



KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami pemulihan terhadap euro (EUR) pada hari Kamis (22/8) menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat.

Dolar AS sempat jatuh ke level terendah dalam 13 bulan terhadap Euro karena kekhawatiran akan melemahnya ekonomi Amerika Serikat dan ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.

Namun, beberapa analis menilai pelemahan Dolar AS telah berlebihan dan pemulihan terjadi karena pasar mulai menyadari bahwa The Fed mungkin tidak akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan September mendatang.


Baca Juga: Jenazah Miliarder Mike Lynch Ditemukan dari Reruntuhan Kapal Pesiar Mewah

"Dolar AS telah berada di bawah tekanan dalam beberapa waktu, tetapi saya pikir sudah mulai terlalu terjual," kata Brad Bechtel, kepala FX global di Jefferies di New York.

Ketidakpastian mengenai ukuran pemangkasan suku bunga The Fed menyebabkan fluktuasi di pasar. 

Awalnya, data lapangan kerja Juli yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan lebih rendah dari perkiraan dan peningkatan pengangguran sempat mendorong ekspektasi pemangkasan 50 basis poin.

Namun, data ekonomi yang lebih positif kemudian meredam ekspektasi tersebut.

Baca Juga: Singapura Deteksi 13 Kasus Cacar Monyet (Mpox) Varian Clade 2 Pada Tahun 2024

Saat ini, pasar memproyeksikan peluang 25% untuk pemangkasan 50 basis poin dan 75% untuk pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan September.

Semua mata akan tertuju pada pidato Powell di simposium Jackson Hole, Wyoming, pada hari Jumat.

Pidato tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai rencana The Fed untuk pemangkasan suku bunga di masa mendatang.

Selain The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) juga diprediksi akan mengikuti kebijakan pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: GLOBAL MARKET: Harga Saham Jatuh dan Dollar AS Rebound, The Fed Siap Cukur Bunga

Di pasar valuta asing lainnya, poundsterling (GBP) mencapai level tertinggi dalam 13 bulan terhadap Dolar AS, didorong oleh data yang menunjukkan pertumbuhan aktivitas bisnis di Inggris yang lebih cepat. 

Yen Jepang (JPY) melemah terhadap Dolar AS AS.

Editor: Hasbi Maulana