Dollar AS diramal melemah atas euro & sterlin



Jakarta. Rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) mengecilkan peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan ini. Imbasnya, dollar AS diperkirakan akan tertekan di hadapan sejumlah mata uang dunia.

Mengutip bloomberg, Jumat (2/9) pasangan GBP/USD menguat 0,2% ke level 1,3294 dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan pairing EUR/USD terkikis 0,37% ke level 1,1156 dibanding sehari sebelumnya.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures memaparkan, USD gagal mengungguli GBP lantaran data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tidak sesuai dengan perkiraan. Non Farm Payroll (NFP) bulan Agustus hanya bertambah 151.000, lebih rendah dari bulan sebelumnya 275.000 serta prediksi 180.000.


Tingkat rata - rata pendapatan per jam memburuk di level 0,1% dari sebelumnya 0,3% sedangkan tingkat pengangguran tetap di level 4,9% atau lebih tinggi dari prediksi 4,8%. "Data AS menurunkan peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan September," papar Christian.

Sebaliknya, data ekonomi Inggris justru terlihat menggembirakan. Seperti data manufaktur bulan Agustus yang naik ke level 53,3 dari sebelumnya 48,3 serta dana konstruksi yang meningkat ke 49,2 dari sebelumnya 45,9.

Data manufaktur bahkan berada di level tertinggi dalam sepuluh bulan. "Manufaktur kembali rebound setelah guncangan Brexit sehingga membawa dampak positif bagi sterling," lanjut Christian.

Christian memprediksi penguatan GBP/USD akan berlanjut di awal pekan di saat sepi sentimen dari USD.

Sedangkan terhadap euro, selama ini nilai tukarnya tertekan kebijakan ECB. EUR juga terbebani oleh data pengangguran Spanyol bulan Agustus yang bertambah sebesar 14.400. Meski di bawah proyeksi sebesar 15.000, angka tersebut lebih tinggi dari jumlah pengangguran bulan sebelumnya yang berkurang 84.000.

Senin (5/9), Eropa akan merilis data sektor jasa bulan lalu dengan prediksi tetap di level 53,1. Indeks sektor jasa Jerman dan Perancis diprediksi tetap, sektor jasa Spanyol naik sedangkan Italia turun. Dugaan Alwi, EUR/USD berkesempatan menguat tetapi hanya terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto