Dollar AS kuat, nasabah menarik polis



JAKARTA. Kurs dollar Amerika Serikat (AS) yang kian kuat membuat perusahaan asuransi ketar-ketir. Perusahaan asuransi jiwa mewaspadai penurunan modal dengan tingginya nilai dollar AS. Sebab, hal tersebut membuat nasabah mencairkan kepemilikan polis.

Hendrisman Rahim, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, pencairan terutama pada produk asuransi dalam denominasi dollar AS. "Harus diakui tren memang tinggi. Tapi berapa angka pastinya saya belum cek ulang," kata Hendrisman, Sabtu (15/8).

Menurut dia, nasabah memilih menebus produk asuransi berbasis dollarĀ  AS untuk mendapatkan keuntungan.


Karena itu, Hendrisman mengingatkan perusahaan asuransi jiwa untuk memperhatikan liabilitas dan risk based capital perusahaan. "Jaga-jaga saat harus membayarkan kewajiban karena liabilitas perusahaan bisa turun," ujar dia. Namun, dia bilang, hingga saat ini premi asuransi jiwa masih tumbuh.

Hanya saja, jika depresiasi kurs rupiah terhadap dollar AS berkepanjangan dapat menganggu liabilitas perusahaan asuransi. Sebab perusahaan asuransi jiwa yang menjual produk dalam dollar AS akan mereasuransikan ke luar negeri. "Namun memang tidak banyak produk polis dalam dolar AS, mungkin tidak lebih dari 20 % secara total perolehan premi industri," ujar Hendrisman.

Hendrisman menyarankan agar perusahaan asuransi jiwa tetap menggenjot perolehan premi dengan produk asuransi terbaru. Misal, mengeluarkan produk yang diminati masyarakat saat ekonomi lesu, seperti produk asuransi berbasis investasi.

Untuk jangka panjang

Pencairan polis asuransi berdenominasi dollar AS dirasakan PT BNI Life Insurance. Tapi untungnya, Wakil Direktur Utama PT BNI Life Insurance, Geger Maulana bilang, produk BNI Life dengan polis berdenominasi dollar AS tidak banyak. Dus, nilai pencairan polis jumlahnya juga tidak signifikan

Pencairan polis dollar AS pemegang polis BNI Life dilakukan karena jatuh tempo dan bukan ingin memanfaatkan momentum pelemahan rupiah. "Saat ini, produk kami dengan polis berdenominasi dollar AS bernama Prima Dollar. Pencairannya tidak signifikan karena alasan pencairan umumnya karena jatuh tempo dan tidak ingin diperpanjang lagi," terang Geger.

Menurut Geger, karakteristik pemegang polis dollar BNI Life untuk proteksi dan investasi berupa unitlink. Umumnya pemegang polis memiliki horizon jangka panjang.

Vice President Head of Marketing Sun Life Financial Shirley Ge bilang, di perusahaannya belum terlihat nasabah mencairkan polis dalam dollar AS. "Tidak ada tren tersebut," kata dia, Selasa (18/8).

Togar Pasaribu, Pelaksana Tugas Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pun menilai, pencairan pemegang polis dollar tak signifikan. Sebab, tujuan nasabah memegang polis dollar untuk jangka panjang dan bukan untuk spekulasi.

Catatan AAJI, saat ini, dari total premi asuransi sebanyak Rp 121 triliun, sekitar 5%-10% diantaranya dalam denominasi dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan