MOMSMONEY.ID - Dollar AS semakin bertaji pada hari ini, Selasa (16/4). Mata uang greenback menguat terhadap rupiah karena ekspektasi penurunan suku bunga mengecil. Mengutip Bloomberg.com, Selasa sore, nilai tukar USD/IDR ditutup naik 327 poin atau 2,07% dibandingkan sesi sebelumnya menjadi 16.175. Artinya, rupiah melemah tajam terhadap dollar AS. Dollar menguat karena inflasi yang masih stagnan dan pertumbuhan ekonomi yang kuat di AS, menyebabkan optimisme penurunan suku bunga mengendur.
Menurut Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, bank sentral AS kini memperkirakan pemotongan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Para pedagang sekarang memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, lebih sedikit dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali pemotongan. Presiden Fed New York John Williams mengatakan, pada Senin, kebijakan Fed berada dalam kondisi yang baik dan masih bersifat restriktif. Ia menambahkan pandangannya sendiri bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan dimulai tahun ini. Investor juga fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang mendongkrak permintaan terhadap aset safe haven dolar AS. Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari sekutunya untuk menunjukkan pengendalian diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah, ketika Israel mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan rudal Iran pada akhir pekan lalu. Baca Juga: Harga Emas Dekati Rekor Lagi, Berpotensi Tembus US$ 3.000 dalam 6 Bulan Di Indonesia, sejumlah sentimen turut memengaruhi pergerakan USD/IDR. Menurut Ibrahim, pasar terus mengamati momentum Ramadan dan Lebaran, yang diyakini dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 0,14-0,25 persen poin. Sehingga, di kuartal pertama 2024, ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 5,0%-5,1%.