JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melemah setelah komentar bernada negatif (dovish) dari Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen. Dalam testimoninya, Yellen memberi sinyal waktu yang fleksibel untuk menaikkan suku bunga. Mengutip Bloomberg, Rabu (25/2) pukul 17.10 WIB, pasangan EUR/USD naik 0,25% dibandingkan dengan hari sebelumnya ke 1,1368. AUD/USD naik 0,68% menjadi 0,7884. Sementara USD/JPY turun 0,18% ke 118,7600. Dalam testimoninya di hadapan Senate Banking Committee kemarin, Yellen mengatakan bahwa inflasi dan pertumbuhan upah masih sangat rendah meskipun pasar tenaga kerja membaik.
Dus, kenaikan suku bunga The Fed tidak terpaku pada waktu tertentu. Yellen juga memberi sinyal The Fed akan menjaga suku bunga rendah setidaknya hingga beberapa pertemuan mendatang. Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, testimoni Yellen cenderung dovish untuk meredam rumor kenaikan suku bunga The Fed terjadi Juni nanti. Ini membuat dollar AS tertekan, termasuk terhadap euro. Namun, investor perlu mencermati langkah bank sentral Eropa (ECB) yang mulai menggelontorkan stimulus ekonomi sebesar € 80 miliar pada Maret mendatang. "Stimulus biasanya akan melemahkan mata uang bersangkutan," kata Faisyal. Senada, analis PT Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano menjelaskan, AUD/USD bergerak naik akibat testimoni Yellen, kemarin. Ini memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking). Tapi, dollar akan kembali menguat karena prospek kenaikan suku bunga masih terbuka pada tahun ini.