Dollar AS menguat, kinerja perusahaan ritel merek lokal tidak berdampak signifikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Depresiasi mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tidak berpengaruh singnifikan terhadap perusahaan ritel. Khususnya bagi perusahaan yang memproduksi di Indonesia.

Presiden Direktur PT Lotus Andalan Sekuritas Tbk (LOTS), Wientoro Prasetyo mengatakan, hal ini karena perusahaan merek lokal tidak memiliki potensi adanya penyesuaian harga dengan dollar AS secara signifikan. Baik untuk produksi, distribusi dan harga produk. Apalagi, perusahaan ritel merk lokal memiliki pabrik di dalam negeri.

“Merek impor otomatis holding kapitalnya perlu lebih banyak dan harga adjusment-nya juga pasti lebih tinggi karena bahan barangnya dollar AS semua,” Kata Wientoro di Jakarta, Senin (19/11).


Sementara, Direktur PT Mega Perintis Tbk, Afat Adinata Mursalim, mengakui ada dampak penguatan nilai dollar AS terhadap kinerja perusahaan tapi tidak secara signifikan. Penguatan dollar AS biasanya berdampak pada bahan baku yang 50% berasal dari luar negeri. 

“Jadi, secara keseluruhan bisnis ini tidak terlalu berpengaruh. Kami sudah antisipasi dalam cost dan efisiensi dalam produksi. Kami juga memiliki industri manufaktur sendiri untuk memperbaiki efesiensi produksi, memperbaiki supply chain, memperbaiki growth profit kami dengan melakukan penjualan produk yang tida bergantung pada diskon,” jelas Afat di Thamrin Nine, Jakarta Pusat.

Penjualan Mega Printis di semester I tahun ini naik 14% secara year on year (yoy) sebesar Rp 223,9 Miliar dengan laba bersih Rp 29,03 Miliar. Sedangkan, untuk target penjualan pada akhir tahun ini sebesar Rp 444 Miliar dengan laba Rp 35 Miliar. Sementara tahun lalu, pendapatan Mega Perintis sebesar Rp 397,67 Miliar dengan laba bersih Rp 30,61 Miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .