Dollar AS merosot akibat Trump?



NEW YORK. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa pasar saham yang terus menanjak menjadi bukti bahwa kebijakan ekonominya sukses. Tapi, bagaimana kesuksesan atas kebijakan ekonomi ini tercermin pada mata uang dollar AS?

Di tengah rekor indeks Dow Jones Industrial Average menembus level 22.000, nilai tukar dollar AS justru tenggelam. Indeks dollar yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap enam mata uang utama dunia kembali turun pada Jumat (4/8) pukul 13.46 WIB ke 92,764. Indeks dollar menyentuh level terendah dalam 15 bulan terakhir.

Sebenarnya, nilai tukar dollar AS yang melemah akan menguntungkan ekonomi AS. Harga saham terus melambung. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan AS akan mengantongi lebih banyak duit dari bisnis global karena membawa pulang dollar AS lebih besar.


Tapi, pesan dari lemahnya mata uang dan tingginya pasar saham ini tidak seperti efek ketika Trump baru menjabat. Ketika Trump memenangkan pemilihan presiden, kurs dollar AS menguat.

Janji Trump untuk memangkas angka pajak secara besar-besaran, belanja infrastruktur, dan deregulasi mengerek kurs dollar ke level tertinggi dalam 14 tahun terakhir pada Januari lalu. Pada saat itu, investor yakin bahwa Trump bersama dengan Kongres yang dikendalikan oleh Partai Republik, pada akhirnya akan memulihkan ekonomi AS dari keterpurukan dan mendorong bank sentral AS Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih agresif.

Kegagalan Trump dalam merealisasikan janjinya dan pemulihan ekonomi Eropa menjadi pukulan bagi keperkasaan dollar AS. Indeks dollar turun 10,12% dari level tertinggi tahun ini, 103,21 pada 3 Januari 2017. 

Nilai tukar dollar pun mencatat penurunan dalam lima bulan berturut-turut. Ini adalah penurunan bulanan terlama sejak 2011.

Kit Juckes, macro strategist Societe Generale mengatakan, drama Gedung Putih terus menyeret nilai tukar dollar. "Keyakinan terhadap pemerintah AS untuk menghasilkan kebijakan fiskal yang bisa mendorong pertumbuhan kini mencapai titik terendah," ungkap Juckes dalam laporan yang dikutip CNNMoney pekan ini.

Tekanan atas dollar AS juga datang dari perbaikan ekonomi Zona Euro. Pasalnya, bobot euro pada indeks dollar cukup besar. Mata uang euro pun terus menguat. Kurs euro terhadap dollar AS menguat ke level tertinggi dalam 2,5 tahun.

Trump sudah berkicau tentang rekor Dow Jones di level 22.000 berkali-kali. Tapi, presiden AS ini tak banyak komentar tentang nilai tukar dollar AS yang melemah. 

Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal yang bocorannya sampai ke website Politico, Trump mengungkapkan bahwa dia menyukai dollar yang tidak terlalu kuat. "Jujur saja, akan terjadi hal-hal buruk dengan nilai tukar dollar AS yang kuat," kata Trump.

Apa plus dan minus pelemahan dollar bagi AS?

Pertama, daya saing produk AS di pasar global akan lebih tinggi. Ketika nilai tukar dollar AS melemah, harga produk bikian AS akan lebih murah bagi pembeli di negara lain. 

Di sisi lain, ketika korporasi menarik hasil penjualan global ke AS, maka konversi keuntungan penjualan ke mata uang dollar AS akan lebih banyak. Alhasil, ekspor AS pun akan tercatat tinggi.

Hal inilah yang selama ini dikeluhkan AS atas pembatasan kurs mata uang yuan oleh pemerintah China. AS menuduh China menahan penguatan nilai tukar agar angka ekspor tetap tinggi.

Kedua, dengan alasan pertama tadi, pasar saham akan lebih menarik. Pasalnya, sebagian besar dari 30 konstituen Dow menghasilkan pendapatan dari pasar global. Dengan kurs dollar AS yang melemah, maka pencatatan keuangan emiten pun akan meningkat. 

Contoh saja, tiga saham dengan kinerja terbaik pada indeks Dow Jones tahun ini, yakni Boeing, Apple dan Visa, mengantongi pendapatan dalam negeri kurang dari 55%. Inilah salah satu pengerek indeks Dow Jones yang sudah naik 10,78% sejak awal tahun.

Ketiga, pelemahan nilai tukar dollar akan merugikan warga AS yang bepergian ke luar negeri. Dengan kurs dollar AS yang melemah, uang saku pelancong AS ke luar negeri menjadi lebih sedikit. Kalau Januari lalu satu € 1 bisa didapat dengan US$ 1,03, kini € 1 harganya mencapai US$ 1,19.

Keempat, importir AS akan mengeluh karena pasokan dari luar AS akan lebih mahal. Laba importir akan tergerus kerugian kurs.

Kelima, Trump menjanjikan percepatan pertumbuhan ekonomi. Dalam kampanye, Trump mengatakan akan mengejar pertumbuhan ekonomi 4% per tahun. Pelemahan nilai tukar dollar AS menunjukkan bahwa investor tak yakin Trump bisa menepati janji ini dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati