Dollar AS perkasa, tembaga terpeleset



JAKARTA. Penguatan dollar Amerika Serikat (AS) menekan pergerakan harga tembaga.

Mengacu situs investing.com pada Jumat (16/9), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 0,08% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 4.773,5 per metrik ton. Sepekan, harga tembaga sudah menanjak 2,92%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menuturkan, penurunan harga tembaga disebabkan oleh membaiknya performa mata uang Negeri Paman Sam. Pada Jumat (16/9), indeks dollar AS melaju 0,82% ketimbang hari sebelumnya menjadi 96,06.


Ini dipicu oleh rilis data Indeks Harga Konsumen AS per Agustus 2016 yang tumbuh 1,1% (YoY), melampaui konsensus yang dipatok 1% (YoY) serta pencapaian bulan sebelumnya yang tercatat 0,8% (YoY).

Walhasil, spekulasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) pada 20 September 2016 - 21 September 2016 kembali mencuat.

Keperkasaan dollar AS menekan harga tembaga karena diperdagangkan dalam mata uang yang kian mahal.

Di sisi lain, pasar keuangan China tengah libur karena merayakan festival pertengahan musim gugur. "Sebenarnya harga tembaga dibalut beberapa katalis positif," imbuhnya.

Pekan ini, demonstrasi mewarnai Chili. Akses ke tambang ditutup. Para pekerja juga menuntut kenaikan upah.

Kemudian, pemerintah Filipina juga menghentikan sebagian eksplorasi tambang karena dianggap melanggar kebijakan lingkungan hidup.

Terhambatnya suplai sejatinya mampu mendongkrak harga tembaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto