Dollar Aussie terseret ancaman perang dagang AS-China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan bea impor terhadap produk teknologi dan komunikasi dari China, membebani pergerakan dollar Australia. Sebagai mitra datang China, memanasnya perang dagang antara kedua negara tersebut pasti akan berdampak pada kondisi ekonomi Australia.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/3) pukul 20.00 WIB, pasangan GBP/AUD menguat 0,33% ke level 1,7783.

“Meski kemarin AUD sempat menguat karena data produksi manufaktur China naik, tetapi ancaman perang dagang ini cukup berpengaruh,” ujar Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures.


Apalagi, menurutnya, selama ini China merupakan mitra dagang utama Australia. Bahkan, hal itu jauh lebih berpengaruh dari pada kebijakan Reverse Bank of Australia (RBA) yang cenderung dovish ataupun data inflasi Australia yang tercatat membaik.

Di sisi lain, saat ini poundsterling tengah diuntungkan dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris yang lebih baik. Walaupun sampai saat ini pergerakannya dibayangi proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa, tetapi GBP tampak jauh lebih unggul.

Faisyal memperkirakan, dollar Australia akan tetap berada di bawah tekanan hingga ada kepastian terkait beleid pajak impor atas produk teknologi dan komunikasi.

Pada Jumat (16/3), dollar Australia diprediksi masih akan terkoreksi di hadapan poundsterling.

Secara teknikal, saat ini, semua indikator masih mendukung sinyal penguatan pairing GBP/AUD. Harga berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif. Indikator stochastic berada di level 65,29 dan indikator relative strength index (RSI) di level 57,01.

Rekomendasi : Buy on dips Support : 1,7720 – 1,7670 – 1,7570 Resistance : 1,7800 – 1,7875 – 1,7960

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini