Dollar Australia masih dalam trend bearish



JAKARTA. Dollar Australia (aussie/AUD) sempat menguat seiring rebound pada bursa saham Jepang. Namun aussie kemudian mengalami koreksi tajam akibat kekhawatiran pelaku terhadap krisis nuklir di Jepang. Investor terdorong menjauhi aset-aset beresiko termasuk mata uang berimbal hasil lebih tinggi seperti aussie.

Skala kehancuran yang cukup besar, tekanan terhadap kondisi ekonomi Jepang dan dampak risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global kurang menguntungkan bagi mata uang komoditi.

Perdana Menteri Australia, Julia Gillard mengatakan sebetulnya bencana yang menimpa Jepang tidak menimbulkan efek yang terlalu menakutkan bagi pertumbuhan domestik. Dampak hanya dirasakan dalam jangka pendek. Ke depan, pertumbuhan cenderung kembali selama tahap pemulihan. Gillard menyatakan, perekonomian Australia tetap kuat dan pemerintah berencana menguraikan pandangan dampak bencana tersebut pekan mendatang.


Per 09:51 WIB, aussie diperdagangkan melemah 0,35% ketimbang posisi sehari sebelumnya menjadi AUD 1,0200. Secara year to date, aussie sudah melemah sebesar 4,19%.

Erwin Poernomo, Analis Valbury Asia Futures mengatakan, secara teknikal hitungan daily dan intraday masih terdapat trend bearish, sehingga koreksi potensial berlanjut. "Dengan kondisi RSI sudah mulai oversold, waspadai kemungkinan terjadinya rebound jika koreksi gagal break out," ujarnya. Ia memprediksi areal support aussie berada di 0.9535-0,9649 dan resistance di 1,0022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: