JAKARTA. Mata uang Negeri Kanguru menguat terhadap sejumlah mata uang utama. Data ekonomi Australia yang positif membawa berkah yang mendorong mata uang aussie merekah. Mengutip Bloomberg, Kamis (12/3) pukul 17.30, pasangan EUR/AUD turun 0,52% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,3814. Pasangan AUD/USD naik 0,93% menjadi 0,7667. Sementara pasangan AUD/JPY naik 0,71% menjadi 92,9090. Tonny Mariano, analis PT Esandar Arthamas Berjangka menjelaskan, turunnya pasangan EUR/AUD disebabkan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yang mulai menggelontorkan stimulus moneternya melalui pembelian obligasi.
Besaran stimulus yang mencapai 60 miliar euro per bulan ini akan terus dilakukan hingga bulan September 2016. Akibatnya, imbal hasil obligasi Eropa turun tajam. Kondisi ini mengakibatkan pelaku pasar menghindari aset berdenominasi euro. Di sisi lain, positifnya data ekonomi Australia menumbangkan pasangan EUR/AUD. Untuk diketahui, penambahan tenaga kerja Australia bulan Februari menorehkan angka 15.600 pekerja. Angka ini melampaui estimasi sebesar 15.300 pekerja. Sementara tingkat pengangguran sebesar 6,3%. Angka ini di bawah ekspektasi sebesar 6,4%. “Data Aussie tidak terlalu bagus. Aussie diuntungkan oleh stimulus ECB,” ujar Tonny. Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures mengatakan, pasangan AUD/USD bergerak naik (
rebound) pasca di rilisnya data tenaga kerja Australia. Sebelumnya, Rabu (11/3), pasangan AUD/USD sempat menyentuh level terendah selama hampir enam tahun dan menetap di level 0,7560. Pelemahan AUD/USD disebabkan kontrasnya kondisi fundamental kedua negara ini. Sebagian pejabat Bank Sentral Australia (RBA) menilai mata uang komoditas ini masih terlalu tinggi (
over value). Sementara dollar AS menunjukkan ketangguhannya belakangan ini. Terbukti dari lincahnya pergerakan indeks dollar hingga sempat menyentuh level 100 pada Kamis (12/3) siang. “Reboundnya AUD/USD hanya sebatas penyesuaian harga. Ini hanya bersifat sementara. Sebab secara fundamental, USD masih tetap unggul,” terang Nizar.
Nizar bilang, pelaku pasar akan menanti pertemuan Bank Sentral AS (The Federal Reserve) pada tanggal 17-18 Maret mendatang. Melalui pertemuan ini, pelaku pasar akan mencermati sinyal apakah The Fed akan menegaskan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengungkapkan, pasangan AUD/JPY rebound setelah melemah tiga hari berturut-turut. Selarasnya data penambahan tenaga kerja dengan tingkat pengangguran memposisikan AUD/JPY unggul. Di sisi lain, data ekonomi Jepang kurang menggembirakan. Indeks manufaktur Jepang yang di rilis oleh Menteri Keuangan Jepang pada kuartal IV-2014 membukukan angka 2,4. Angka ini jauh lebih rendah dibanding ekspektasi sebesar 5,7. “Meski data Jepang lainnya yakni tingkat kepercayaan konsumen di rilis positif namun data ini tidak di respons pelaku pasar karena tidak berdampak besar,” imbuh Suluh. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto