Dollar Australia terimbas data China



JAKARTA. Dollar Australia melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Kekhawatiran pasar terhadap perlambatan kredit di China telah menekan pergerakan aussie, sebutan valuta asing ini. Maklum, China merupakan mitra dagang utama Australia, sehingga kondisi ekonomi China sangat mempengaruhi pergerakan valuta asing (valas) itu.

Pasangan EUR/AUD, Selasa (12/11) pukul 16.00 WIB, menguat 0,11% menjadi 1,43417 dibanding harga sehari sebelumnya. Pasangan AUD/USD melemah 0,34% menjadi 0,9327, namun pasangan AUD/JPY menguat 0,23% menjadi 93,019.

Bank Sentral China awal pekan ini melaporkan, sepanjang Oktober, jumlah pinjaman alias kredit baru yang mereka gelontorkan hanya mampu menembus angka 506 miliar yuan. Angka ini jauh di bawah penyaluran kredit September yang mencapai 787 miliar yuan.


Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, aussie juga tertekan oleh indeks kepercayaan bisnis yang diterbitkan National Australia Bank Ltd. Dalam laporannya, sepanjang Oktober, indeks kepercayaan bisnis Australia ini berada di level 5 atau lebih rendah dibanding posisi September di level 12.

Selain itu, tekanan datang dari spekulasi pasar terhadap kemungkinan bakal dipercepatnya pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat (AS). Khususnya, setelah serangkaian rilis data ekonomi AS, termasuk data penciptaan lapangan kerja, akhir pekan lalu, menunjukkan perkembangan positif.

Pernyataan sejumlah pejabat Bank Sentral Australia yang belakangan ini cenderung membiarkan pelemahan aussie, juga menjadi penyebab tekanan bagi aussie. "Secara keseluruhan pelemahan ini kelanjutan dari pelemahan empat minggu belakangan ini," kata Nizar.

Untuk pasangan AUD/JPY, valas yen akan terus mengalami tekanan sebelum data ekonomi kuartalan Jepang keluar Kamis pekan ini. Sementara, untuk pasangan EUR/AUD, masih ada potensi penguatan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini