JAKARTA. Dollar Australia terkulai melawan dollar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (27/5). Ini akibat tekanan yang kian kuat dari dollar AS ditambah arah kebijakan Bank Sentral Australia (RBA) yang masih membuka peluang kenaikan suku bunga. . Mengacu data Bloomberg, Rabu (27/5) pukul 18.15 WIB pasangan AUD/USD turun 021% ke level 0,7719. Albertus Christian, Analis PT Monex Investindo Futures menjelaskan tekanan yang dialami dollar Australia adalah akibat makin solidnya kekuatan dollar AS. “Pasar saat ini masih dihinggapi sentimen yang cenderung menguntungkan dollar AS,” kata dia. Adapun dollar AS kian perkasa setelah data inflasi inti tahunan negeri Paman Sam pada Jumat (22/5), hingga April mencapai 1,8%, atau semakin mendekati target inflasi Bank Sentral Amerika (The Fed) sebesar 2%. Apalagi komentar Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed) Jannet Yellen yang membuka peluang kenaikan suku bunga pada bulan September atau Desember tahun ini. “Ini turut menambah kekuatan dollar AS,” tambah Christian. Sedangkan dari sisi Aussie kondisi fundamental lebih didominasi oleh arah kebijakan moneter Bank Sentral Australia (RBA) yang masih membuka peluang pemangkasan suku bunga. Walaupun, masih menunggu berbagai data-data ekonomi Aussie Lebih lanjut. Christian memprediksi pasangan AUD/USD masih berada dalam tekanan hingga besok (Kamis 28/5). “Tren jangka menengah pun cenderung bearish,” tambahnya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dollar Australia terkulai melawan dollar AS
JAKARTA. Dollar Australia terkulai melawan dollar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (27/5). Ini akibat tekanan yang kian kuat dari dollar AS ditambah arah kebijakan Bank Sentral Australia (RBA) yang masih membuka peluang kenaikan suku bunga. . Mengacu data Bloomberg, Rabu (27/5) pukul 18.15 WIB pasangan AUD/USD turun 021% ke level 0,7719. Albertus Christian, Analis PT Monex Investindo Futures menjelaskan tekanan yang dialami dollar Australia adalah akibat makin solidnya kekuatan dollar AS. “Pasar saat ini masih dihinggapi sentimen yang cenderung menguntungkan dollar AS,” kata dia. Adapun dollar AS kian perkasa setelah data inflasi inti tahunan negeri Paman Sam pada Jumat (22/5), hingga April mencapai 1,8%, atau semakin mendekati target inflasi Bank Sentral Amerika (The Fed) sebesar 2%. Apalagi komentar Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed) Jannet Yellen yang membuka peluang kenaikan suku bunga pada bulan September atau Desember tahun ini. “Ini turut menambah kekuatan dollar AS,” tambah Christian. Sedangkan dari sisi Aussie kondisi fundamental lebih didominasi oleh arah kebijakan moneter Bank Sentral Australia (RBA) yang masih membuka peluang pemangkasan suku bunga. Walaupun, masih menunggu berbagai data-data ekonomi Aussie Lebih lanjut. Christian memprediksi pasangan AUD/USD masih berada dalam tekanan hingga besok (Kamis 28/5). “Tren jangka menengah pun cenderung bearish,” tambahnya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News