Dollar Australia terus melemah



JAKARTA. Rilis data ketenagakerjaan per Juni di Australia yang buruk menyuntik pelemahan mata uang negara tersebut. Tak hanya itu rilis data manufaktur yang negatif ikut memicu Dollar Australia (AUD) semakin loyo. Para analis menduga nilai tukar mata uang dengan negara kanguru ini masih akan melemah dalam waktu dekat.

Aussie terkoreksi 0,8% terhadap dollar AS ke 1,0168 pada perdagangan di kemarin (12/7) sampai pukul 16.32 WIB. Terhadap yen Jepang, dollar Australia merosot 1,2% sehingga di 80,8 per Aussie.

“Angka tenaga kerja jauh lebih kecil dari yang diharapkan. Hal ini membuat dollar Australia melemah”, ujar Sue Trinh, ahli strategi senior Bank of Canada. Jumlah tenaga kerja di Australia berkurang 27.000 orang dan tingkat pengangguran naik 0,1% menjadi 5,2%.


Di sisi lain obligasi Australia dengan tenor 10 tahun justru menguat. Akibatnya, tingkat imbal hasil obligasi menurun 10 basis poin atau 0,1% basis poin ke level 2,88%. Ini merupakan level terendah sejak 5 Juni silam.

Pelemahan mata uang Australia diprediksi akan berlanjut. Ini dipicu dari rilis data produk domestik bruto (PDB) China. Data PDB China diprediksi mengalami perlambatan menjadi 7,5% dari 8,1%.

“Melambatnya pertumbuhan ekonomi China merupakan kabar buruk bagi komoditas dan nilai mata uang beresiko seperti AUD,” ujar Junichi Ishikawa, analis IG Markets Securities Ltd seperti dikutip Bloomberg. Dollar Australia diproyeksikan turun 0,02 sen dibanding prediksi sebelumnya di level US$ 1,01.

Tonny Mariano, analis Harvest International Futures, menuturkan mata uang Australia masih terus dirundung sentimen negatif karena sentimen global. Pasar masih khawatir terhadap ketidakpastian krisis Eropa. Apalagi Jerman menunda proses pencairan dana talangan. Notulensi Federal Reserve di FOMC juga tidak mengindikasikan potensi pelonggaran moneter dalam waktu dekat.

“Perekonomian di AS menunjukkan perlambatan tapi bank sentral mereka tidak mengindikasikan bahwa mereka perlu melakukan quantitative easing tahap tiga (QE3)," ujar Tonny. Karena itu, sangat wajar jika AUD masih akan melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana