JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memastikan likuiditas valuta asing (valas) perbankan masih cukup aman meskipun masih terjadi penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Agus D.W Martowardojo, Gubernur BI, mengaku, kita sedang memasuki era super dollar atau penguatan maka uang dollar AS, sehingga Indonesia perlu melanjutkan reformasi struktural untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Cukup untuk itu (likuiditas valas)," kata Agus. Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menunjukkan sumber dana valas bank dari dana pihak ketiga (DPK) misalnya, tercatat tumbuh 21% atau mencapai Rp 722,25 triliun per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 593,28 triliun per Maret 2014. Dengan beigut, posisi pertumbuhan likuiditas valas terjaga 20% senilai Rp 493,82 triliun per Maret 2013.
Dollar berjaya, likuiditas valas masih terjaga
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memastikan likuiditas valuta asing (valas) perbankan masih cukup aman meskipun masih terjadi penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Agus D.W Martowardojo, Gubernur BI, mengaku, kita sedang memasuki era super dollar atau penguatan maka uang dollar AS, sehingga Indonesia perlu melanjutkan reformasi struktural untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Cukup untuk itu (likuiditas valas)," kata Agus. Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menunjukkan sumber dana valas bank dari dana pihak ketiga (DPK) misalnya, tercatat tumbuh 21% atau mencapai Rp 722,25 triliun per Maret 2015, dibandingkan posisi Rp 593,28 triliun per Maret 2014. Dengan beigut, posisi pertumbuhan likuiditas valas terjaga 20% senilai Rp 493,82 triliun per Maret 2013.