Dollar kuat, bisnis IBM kian melemah



NEW YORK. International Business Machines Corp (IBM) mencatat penurunan pendapatan dalam 12 kuartal berturut-turut hingga kuartal pertama tahun ini. Pendapatan IBM turun dalam tiga tahun terakhir, seiring upaya perusahaan ini memangkas bisnis yang kurang menguntungkan.

Total pendapatan IBM turun dari US$ 22,2 miliar pada kuartal pertama tahun lalu menjadi US$ 19,6 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Sedangkan, laba bersih turun tipis dari US$ 2,38 miliar menjadi US$ 2,33 miliar pada periode yang sama.

IBM memangkas bisnis cash register, low-end server dan semikonduktor. Perusahaan teknologi ini akan fokus mengembangan bisnis security software, analisis data dan cloud service. Tapi, bisnis-bisnis baru IBM ini belum bisa sepenuhnya menopang pertumbuhan kinerja.


IBM menyebutkan, pendapatan dari bisnis cloud mencapai US$ 7,7 miliar dalam 12 bulan terakhir. Bisnis cloud dan analisis data menyumbang 27% pendapatan IBM, namun belum bisa menutup bisnis-bisnis yang dipangkas.

Ginni Rometty, CEO IBM mengatakan bahwa pihaknya perlu waktu sebelum mencapai target jangka panjang. "Jika dilihat per segmen, bisnis cloud dan data belum menunjukkan tren positif," kata  Dan Morgan, Manajer Portofolio Synovus Securities Inc kepada Bloomberg.

Maynard Um, analis Wells Fargo Securities LLC mengatakan, IBM mengambil langkah tepat untuk portofolio bisnis. Misalnya, penawaran cloud untuk perusahaan-perusahaan jasa kesehatan serta rekanan untuk menciptakan teknologi dengan  Apple Inc, Twitter Inc dan Johnson & Johnson.

"Tapi, tekanan penurunan dari bisnis-bisnis sebelumnya masih berefek besar dalam jangka pendek," kata Um. Lihat saja, penjualan perangkat keras IBM yang menurun 23% pada kuartal pertama lalu.

Efek kurs

Bisnis hardware ini masih mencatat pertumbuhan 30% jika tidak memasukkan faktor kurs dan penjualan bisnis server ke Lenovo Group Ltd. Penjualan software turun 8% menjadi US$ 5,2 miliar.

Kontribusi terbesar pendapatan IBM masih berasal dari bisnis jasa yang turun 12% menjadi US$ 12,2 miliar. Selain penurunan bisnis, pendapatan IBM turut terseret penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS).

Dalam pernyataan, IBM menyatakan bahwa penguatan nilai tukar dollar AS menyebabkan penurunan pendapatan hingga 8%. Dampak kurs ini lebih besar ketimbang prediksi awal yang sebesar 6%. Pasalnya, lebih dari setengah pendapatan IBM berasal dari penjualan di luar negeri.       

Editor: Yudho Winarto