JAKARTA. Lagi-lagi, sikap maju mundur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan bunga, berimbas negatif. Kali ini, kekayaan bersih negara-negara di dunia menjadi korbannya. Mengacu laporan terbaru Global Wealth Report 2015 Credit Suisse, kekayaan dunia merosot 4,7% atau sebesar US$ 12,4 triliun menjadi US$ 250 triliun. Penurunan harta seluruh dunia ini disebabkan penguatan dollar AS terhadap mata uang global. Padahal, jika dihitung dengan nilai tukar konstan, kekayaan global justru meningkat 5,1%. "Kekayaan dunia akan naik mencapai US$ 345 triliun pada 2020,"ujar Michael O’Sullivan, Chief Investment Officer UK & EEMEA, Private Banking and Wealth Management Credit Suisse, Senin (7/12). Rilis terbaru kekayaan dunia racikan Credit Suisse menunjukkan, penguatan dollar AS paling menggerus kekayaan rumah tangga di kawasan Amerika Latin dan Eropa. Kekayaan dua wilayah ini merosot masing-masing sebesar 17,1% dan 12,4%. Gejolak nilai tukar pun mengempiskan harta rumah tangga Indonesia. Kekayaan Indonesia turun 7% pada periode pertengahan 2014 sampai pertengahan 2015 menjadi US$ 1,5 triliun.
Dollar kuat, kekayaan dunia susut 4,7%
JAKARTA. Lagi-lagi, sikap maju mundur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan bunga, berimbas negatif. Kali ini, kekayaan bersih negara-negara di dunia menjadi korbannya. Mengacu laporan terbaru Global Wealth Report 2015 Credit Suisse, kekayaan dunia merosot 4,7% atau sebesar US$ 12,4 triliun menjadi US$ 250 triliun. Penurunan harta seluruh dunia ini disebabkan penguatan dollar AS terhadap mata uang global. Padahal, jika dihitung dengan nilai tukar konstan, kekayaan global justru meningkat 5,1%. "Kekayaan dunia akan naik mencapai US$ 345 triliun pada 2020,"ujar Michael O’Sullivan, Chief Investment Officer UK & EEMEA, Private Banking and Wealth Management Credit Suisse, Senin (7/12). Rilis terbaru kekayaan dunia racikan Credit Suisse menunjukkan, penguatan dollar AS paling menggerus kekayaan rumah tangga di kawasan Amerika Latin dan Eropa. Kekayaan dua wilayah ini merosot masing-masing sebesar 17,1% dan 12,4%. Gejolak nilai tukar pun mengempiskan harta rumah tangga Indonesia. Kekayaan Indonesia turun 7% pada periode pertengahan 2014 sampai pertengahan 2015 menjadi US$ 1,5 triliun.