Dollar lemas seketika setelah pengumuman stimulus



SINGAPURA. Dollar ditransaksikan mendekati level terendah dalam sembilan bulan terhadap euro. Penyebabnya, the Federal Reserve mengumumkan rencana pembelian surat utang senilai US$ 600 miliar yang dilakukan bertahap hingga Juni 2011 mendatang. Kondisi itu akan menyebabkan derasnya arus dana asing ke emerging market sehingga memangkas permintaan dollar. "Rencana tersebut lebih besar dari prediksi. Faktanya, the Fed kembali mencetak uang dan membeli surat utang. Hal itu akan melemahkan permintaan dollar karena banyaknya uang yang beredar," jelas Adam Carr, senior economist ICAP Australia Ltd di Sydney. Pada pukul 08.06 waktu Tokyo, dollar ditransaksikan di posisi US$ 1,4179 per euro di Tokyo dari US$ 1,4139 di New York kemarin. Sementara, yen berada di level 80,99 per dollar dari 81,07 kemarin. Sedangkan euro ditransaksikan pada level 114,48 yen dari 114,64 yen. Catatan saja, The Fed siap menggelontorkan dana US$ 600 miliar untuk memborong obligasi pemerintah dari tangan bank atau institusi keuangan lain hingga akhir kuartal II 2011 atau akhir Juni 2011. Artinya, nilai pembelian obligasi per bulan bisa mencapai US$ 75 miliar.Selain itu, FOMC juga menugaskan Fed New York untuk menginvestasikan kembali (reinvest) dana pembayaran obligasi yang sebelumnya mereka pegang. Mereka memperkirakan, hingga akhir Juni 2011, nilai dana yang akan dinvestasikan kembali itu mencapai US$ 250 miliar hingga US$ 300 miliar.Artinya, total jenderal, dana yang akan masuk pasar dan memborong obligasi pemerintah AS hingga akhir kuartal II-2011 akan mencapai US$ 850 miliar-US$ 900 miliar. Mengutip pernyataan tertulis The Fed New York, jika dipecah, setiap bulan, The Fed akan membelanjakan dana sekitar US$ 110 miliar. Periciannya sebesar US$ 75 miliar berupa dana segar dan US$ 35 miliar adalah dana reinvestment obligasi yang jatuh tempo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie