JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang kini sudah hampir mencapai angka Rp 13.000,- menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah di tanah air. Kondisi semacam ini diperkirakan bakal membuat beban maskapai semakin berat di tahun 2015 nanti. “Saya pikir di tahun 2015 ini bakal berat karena hampir sebagian besar biaya operasional maskapai sekitar 60% itu dalam bentuk dollar,” kata Denon Prawiraatmadja, Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal Indonesia National Air Carries Association (INACA) kepada KONTAN, Rabu (17/12). Ia memperkirakan hingga tahun depan posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak akan bisa beranjak turun. Meski begitu, di antara dua jenis maskapai yang beroperasi tanah air, menurutnya kondisi cukup berat akan lebih dialami oleh maskapai berjadwal dari pada maskapai tidak berjadwal atau charter. Kata dia, meski beban operasional ditanggung dalam bentuk dollar tetapi maskapai charter masih diuntungkan dengan pemasukan dalam bentuk dollar.
Dollar melambung, maskapai penerbangan ketar-ketir
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang kini sudah hampir mencapai angka Rp 13.000,- menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah di tanah air. Kondisi semacam ini diperkirakan bakal membuat beban maskapai semakin berat di tahun 2015 nanti. “Saya pikir di tahun 2015 ini bakal berat karena hampir sebagian besar biaya operasional maskapai sekitar 60% itu dalam bentuk dollar,” kata Denon Prawiraatmadja, Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal Indonesia National Air Carries Association (INACA) kepada KONTAN, Rabu (17/12). Ia memperkirakan hingga tahun depan posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak akan bisa beranjak turun. Meski begitu, di antara dua jenis maskapai yang beroperasi tanah air, menurutnya kondisi cukup berat akan lebih dialami oleh maskapai berjadwal dari pada maskapai tidak berjadwal atau charter. Kata dia, meski beban operasional ditanggung dalam bentuk dollar tetapi maskapai charter masih diuntungkan dengan pemasukan dalam bentuk dollar.