KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan kembali turun pada perdagangan Jumat (5/10). Hal ini didorong oleh meningkatnya persepsi risiko dan penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia. Para pelaku pasar masih akan mencermati data cadangan devisa yang akan dirilis oleh Bank Indonesia. Diperkirakan akan terjadi penurunan angka cadangan devisa yang cukup besar sehingga menjadi katalis negatif bagi kurs rupiah dan pasar surat utang. Di sisi lain, para pelaku pasar juga tengah mengamati data sektor tenaga kerja AS yang dirilis nanti malam. Sebelumnya, kenaikan imbal hasil US Treasury dan pelemahan rupiah membuat imbal hasil SUN bergerak naik pada perdagangan kemarin. Kenaikan imbal hasil US Treasury merupakan bentuk respons atas ekspektasi perbaikan ekonomi AS yang tercermin pada beberapa indikator ekonominya. "Selain itu, kenaikan imbal hasil dari US Treasury juga diakibatkan respons dari pelaku pasar terhadap pernyataan Jerome Powell yang memberi sinyal bahwa Bank Sentral Amerika masih akan melanjutkan normalisasi kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan," ujar Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra dalam riset, hari ini.
Dollar menguat, harga SUN berpotensi turun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan kembali turun pada perdagangan Jumat (5/10). Hal ini didorong oleh meningkatnya persepsi risiko dan penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia. Para pelaku pasar masih akan mencermati data cadangan devisa yang akan dirilis oleh Bank Indonesia. Diperkirakan akan terjadi penurunan angka cadangan devisa yang cukup besar sehingga menjadi katalis negatif bagi kurs rupiah dan pasar surat utang. Di sisi lain, para pelaku pasar juga tengah mengamati data sektor tenaga kerja AS yang dirilis nanti malam. Sebelumnya, kenaikan imbal hasil US Treasury dan pelemahan rupiah membuat imbal hasil SUN bergerak naik pada perdagangan kemarin. Kenaikan imbal hasil US Treasury merupakan bentuk respons atas ekspektasi perbaikan ekonomi AS yang tercermin pada beberapa indikator ekonominya. "Selain itu, kenaikan imbal hasil dari US Treasury juga diakibatkan respons dari pelaku pasar terhadap pernyataan Jerome Powell yang memberi sinyal bahwa Bank Sentral Amerika masih akan melanjutkan normalisasi kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan," ujar Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra dalam riset, hari ini.