NEW YORK. Pertumbuhan ekonomi dunia diramal melambat sehingga memaksa negara-negara di dunia untuk mengambil sejumlah kebijakan moneter untuk mengangkat gairah bisnis dan industri. Di sisi lain, kebijakan moneter sejumlah bank sentral di dunia, akan berdampak terhadap nilai tukar mata uangnya. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve mengakhiri stimulus ekonomi melalui program pembelian obligasi, telah menarik dollar ke level tertinggi terhadap 16 mata uang utama selama tiga minggu sejak 6 Oktober 2014. "Dollar terus reli," ungkap Mark McCormick, Ahli Strategi Valuta Asing di Credit Agricole SA, New York seperti dikutip dari Bloomberg. Penguatan dollar AS memang membuat kelimpungan banyak negara. Itu sebabnya, sejumlah bank sentral menerapkan antisipasi menghadapi dampak keputusan The Fed. Sebut saja misalnya Brasil. Pemerintah negara ini langsung mengumumkan kenaikan bunga pinjaman 0,25 poin menjadi 11,25%. Selain mengantisipasi keputusan The Fed, otoritas moneter Brasil mengatakan, langkah itu bertujuan untuk mengerem inflasi pada 2015 dan 2016.
Dollar paling kuat, yen dan euro tenggelam
NEW YORK. Pertumbuhan ekonomi dunia diramal melambat sehingga memaksa negara-negara di dunia untuk mengambil sejumlah kebijakan moneter untuk mengangkat gairah bisnis dan industri. Di sisi lain, kebijakan moneter sejumlah bank sentral di dunia, akan berdampak terhadap nilai tukar mata uangnya. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve mengakhiri stimulus ekonomi melalui program pembelian obligasi, telah menarik dollar ke level tertinggi terhadap 16 mata uang utama selama tiga minggu sejak 6 Oktober 2014. "Dollar terus reli," ungkap Mark McCormick, Ahli Strategi Valuta Asing di Credit Agricole SA, New York seperti dikutip dari Bloomberg. Penguatan dollar AS memang membuat kelimpungan banyak negara. Itu sebabnya, sejumlah bank sentral menerapkan antisipasi menghadapi dampak keputusan The Fed. Sebut saja misalnya Brasil. Pemerintah negara ini langsung mengumumkan kenaikan bunga pinjaman 0,25 poin menjadi 11,25%. Selain mengantisipasi keputusan The Fed, otoritas moneter Brasil mengatakan, langkah itu bertujuan untuk mengerem inflasi pada 2015 dan 2016.