JAKARTA. Pesona emas kembali memancar. Harga logam mulia ini bangkit seiring meredupnya ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). Mengutip Bloomberg, Kamis (16/4) pukul 16.40 WIB, emas kontrak pengiriman Juni 2015 di Commodity Exchange naik 0,33% menjadi US$ 1.205,3 per ons troi. Selama dua hari terakhir, emas sudah reli 1,06%. Padahal, Senin (13/4), harganya sempat jatuh ke level terendah dua pekan, yaitu US$ 1.192,6 per ons troi. Di dalam negeri, harga logam mulia di PT Antam Tbk cenderung stagnan. Kemarin, emas batangan diperdagangkan seharga Rp 550.000 per gram, atau naik Rp 2.000 dibandingkan akhir pekan lalu. Pelaku pasar menahan diri untuk mengoleksi dollar AS, dan beralih melirik emas sebagai instrumen lindung nilai (safe haven).
Ini terjadi seiring mengendurnya optimisme kenaikan suku bunga Amerika Serikat Juni tahun ini. Pasalnya, ekonomi Negeri Paman Sam kurang solid. Produksi industri AS bulan Maret dilaporkan turun 0,6%, lebih buruk dari perkiraan, turun 0,3%. Ini penurunan paling tajam sejak Januari 2006. Analis PT SoeGee Futures Alwy Assegaf menilai, data tersebut menambah deretan rapor merah perekonomian AS. Sebelumnya, data penambahan tenaga kerja dan penjualan ritel juga melambat. "Ini mengindikasikan perlambatan masih terjadi di kuartal I-2015. Efeknya dollar AS tertekan, sehingga pamor emas naik lagi," paparnya.