Domestik Sepi Katalis, Kurs Rupiah Loyo di Rp 16.080 per dollar



MOMSMONEY.ID - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS. Mata uang berlambang Garuda kalah tenaga di tengah indeks dollar yang lebih kuat.

Mengutip data Bloomberg, Senin (13/5), kurs rupiah ditutup melemah 34 poin atau setara 0,21% dibandingkan Jumat lalu ke level Rp 16.080,50 per dollar AS.

Sementara, indeks dollar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya, relatif kuat meski sentimen di pasar AS bervariasi. 


Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, menyebut sebagian besar pedagang tetap bias terhadap dollar AS menjelang rilis data indeks harga produsen bulan April pada Selasa. Selain itu, data indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada Rabu, menjadi fokus utama, mengingat data tersebut kemungkinan akan menjadi faktor penentu dalam prospek suku bunga AS. 

Dollar berfluktuasi besar pada minggu lalu karena data perekonomian AS yang beragam, memicu pertanyaan mengenai kapan bank sentral akan mulai memotong suku bunga tahun ini. Meski perekonomian AS tampak melambat dalam beberapa bulan terakhir, inflasi diperkirakan masih tetap stabil.

Baca Juga: Dividen dari Bukit Asam (PTBA) Rp 397,71 per saham, Ini Timeline Pembagiannya!

Sedangkan, di dalam negeri, sepi katalis bagi rupiah. Pemerintah masih terus mewaspadai adanya ancaman perekonomian global yang tidak menentu. Di antaranya, geopolitik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai dan konflik di Timur Tengah semakin memanas. 

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi di Eropa masih rendah, dan sebentar lagi pemilu, paling dikhawatirkan adalah gerakan ekstrem kanan di Eropa bangkit. Hal ini dikhawatirkan bisa berimbas pada perekonomian dalam negeri. 

Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap tumbuh resilien. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2024 yang tumbuh  5,11%, lebih tinggi dari kuartal keempat 2023 yang sebesar 5,04%. Kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 mencapai 52,9. 

Jumlah pengangguran dalam negeri saat ini turun sekitar 800.000 dibandingkan tahun lalu menjadi 7,2 juta jiwa. Tingkat persentase pekerja formal domestik ikut meningkat jadi 40,83%, naik sekitar 0,95% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 39,88%.

Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok (14/5), mata uang rupiah fluktuatif dan masih berisiko ditutup melemah di rentang Rp 15.060 sampai Rp 16.130 per dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini