KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pemimpin Partai Demokrat sepakat menganggarkan dana US$ 2 triliun untuk proyek infrastruktur. Anggaran infrastruktur itu untuk proyek pada jalan, jembatan, jaringan listrik, air dan infrastruktur broadband AS.
Reuters melaporkan, kedua belah pihak bertemu di Gedung Putih, Selasa (30/4), dan menggambarkan diskusi mereka secara positif. Namun, pertemuan Trump dengan pimpinan Partai Demokrat tersebut belum menghasilkan kesepakatan soal sumber pendanaan untuk anggaran infrastruktur tersebut. Partai Republik tidak mau membatalkan pemotongan pajak dari undang-undang reformasi pajak yang diteken Trump pada 2017. Ide pembatalan pemotongan pajak ini dilontarkan Partai Demokrat sebagai cara rencana pembiayaan infrastruktur.
Penasihat ekonomi utama Trump, Larry Kudlow mengatakan, Trump juga belum memutuskan apakah ia akan mendukung kenaikan pajak bahan bakar untuk mendanai proyek infrastruktur. Pertemuan antara Trump, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer kontras dengan diskusi sebelumnya yang lebih hangat tentang imigrasi dan keamanan perbatasan. "Kami baru saja mengadakan pertemuan yang sangat produktif dengan Presiden AS," kata Pelosi kepada wartawan di Gedung Putih setelah pertemuan itu berakhir yang dikutip
Reuters. Schumer menambahkan, Trump sangat ingin memiliki anggaran besar untuk infrastruktur. “Kami menyepakati angka, yang sangat, sangat bagus yakni US$ 2 triliun untuk infrastruktur. Awalnya kami sudah mulai dengan yang lebih rendah, namun presiden berkeinginan untuk mendorongnya hingga $ 2 triliun,” kata Schumer. Gedung Putih menyebut pertemuan itu "luar biasa dan produktif" dan mengatakan pertemuan lain akan berlangsung dalam tiga minggu ke depan. "AS bahkan belum mendekati investasi dalam infrastruktur dengan baik selama bertahun-tahun, dan dengan bodohnya memprioritaskan kepentingan negara lain di atas kepentingan kita sendiri," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dalam sebuah pernyataan. Trump memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan mitranya di Kongres AS yang dikuasai Partai Demokrat. Baru-baru ini, Trump mengkritik Demokrat karena melakukan penyelidikan perilakunya setelah rilis laporan dari Penasihat Khusus Robert Mueller tentang intervensi Rusia dalam pemilu AS tahun 2016 silam.
Partai Demokrat, yang mengendalikan kursi DPR AS sedang memulai penyelidikan lebih lanjut atas Trump. Tetapi para pemimpin Partai Demokrat mengatakan bahwa topik tersebut tidak muncul selama pertemuan dengan Trump. "Kita bisa memunculkan beberapa ide bagus tentang infrastruktur. Kami ingin mendengar idenya tentang pendanaan. Itu akan menjadi poin penting, menurut saya. Dan DPR dan Senat dapat melanjutkan tanggung jawab pengawasannya,” kata Schumer. Sebelumnya, Penasihat Gedung Putih Kellyanne Conway mengatakan, Trump ingin mempercepat persetujuan izin untuk meningkatkan proyek-proyek konstruksi sebagai bagian dari rencana infrastruktur. Dia mengingatkan Partai Demokrat untuk tidak mencoba memasukkan ide-ide mereka untuk memerangi perubahan iklim dalam undang-undang apa pun yang bisa menghalangi proyek infrastruktur. Namun, Kepala Staf Trump Mick Mulvaney mengatakan, kesepakatan agaknya tidak mungkin tercapai karena Partai Demokrat tidak akan mendukung deregulasi lingkungan, yang Gedung Putih inginkan untuk mempercepat pembangunan.
Editor: Khomarul Hidayat