Donald Trump Manfaatkan Celah Hukum untuk Memilih Meski Berstatus Terpidana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Selasa lalu, Donald Trump memberikan suaranya di Palm Beach, Florida, untuk pemilihan presiden, meskipun ia memiliki status hukum sebagai terpidana.

Mengutip unilad.com, hal ini memicu pertanyaan di kalangan publik tentang bagaimana Trump masih bisa menggunakan hak pilihnya, mengingat aturan ketat Florida terhadap pemilih dengan status pidana.

Kasus Hukum Trump: Dakwaan dan Vonis di New York

Sebelumnya tahun ini, mantan presiden AS tersebut dinyatakan bersalah di pengadilan Manhattan atas 34 dakwaan terkait pemalsuan catatan bisnis.


Baca Juga: Cara Menonton Hasil Pemilu AS 2024 Secara Online Tanpa Berlangganan TV Kabel

Tuduhan tersebut terkait dengan pembayaran uang tutup mulut kepada aktris film dewasa, Stormy Daniels, yang dilakukan melalui mantan pengacaranya, Michael Cohen.

Trump terus membantah tuduhan tersebut dan menyebut pengadilan itu sebagai “memalukan” dan “tidak adil,” serta menegaskan bahwa ia adalah orang yang "tidak bersalah."

Walaupun Trump berencana untuk maju kembali dalam pemilihan presiden mendatang, ia masih menghadapi vonis hukuman yang dijadwalkan pada 26 November mendatang.

Keputusan ini sempat memunculkan spekulasi bahwa ia mungkin akan sulit untuk berpartisipasi dalam pemilu, mengingat undang-undang Florida yang biasanya melarang pemilih dengan status pidana untuk ikut serta dalam pemilihan kecuali hak pilih mereka dipulihkan oleh Dewan Pengampunan Negara Bagian.

Celah Hukum yang Dimanfaatkan Trump di Florida

Meskipun Florida memiliki peraturan ketat, terdapat celah hukum yang memungkinkan Trump tetap dapat memilih.

Berdasarkan laporan dari CNN, hukum Florida menyatakan bahwa jika seorang pemilih menerima vonis di negara bagian lain, maka Florida akan mengikuti peraturan negara bagian tempat pemilih tersebut dinyatakan bersalah.

Baca Juga: Berapa Gaji Presiden Amerika Serikat? Ini Rincian dan Faktanya

Dalam kasus Trump, hukum New York pada tahun 2021 mengizinkan mereka yang memiliki status pidana untuk tetap memilih, selama mereka tidak berada di dalam tahanan.

Artinya, selama Trump tidak ditahan, ia tetap memenuhi syarat untuk memilih di Florida, sesuai dengan aturan negara bagian New York.

Blair Bowie, Direktur Proyek Restore Your Vote di Campaign Legal Center, menyatakan bahwa hukum Florida masih jauh tertinggal dalam hal ini, mengingat Florida membatasi hak pilih bagi mereka yang memiliki catatan pidana.

“Kesimpulannya, seharusnya semudah ini bagi semua orang, bukan hanya Trump,” ujar Bowie.

Tampilan Trump yang Semakin 'Orange' Menjadi Sorotan Publik

Di luar isu hukum, penampilan Trump juga menjadi perhatian, terutama terkait dengan warna kulitnya yang tampak lebih “orange” dari biasanya.

Menurut artis makeup selebriti Safia Cox, Trump tampaknya menggunakan produk pelembap berwarna atau bronzer yang memberikan efek warna tersebut.

Baca Juga: (Update) Trump Menang di 3 Negara Bagian, Harris Menang di Vermont

Cox menambahkan bahwa warna tersebut kemungkinan besar berasal dari produk krim atau bedak matte, bukan dari sinar matahari langsung atau sun bed, mengingat perbedaan warna yang signifikan.

Seiring dengan pemilu yang tengah berlangsung, perhatian publik terhadap Trump tidak hanya tertuju pada upaya hukum dan ambisinya kembali ke Gedung Putih, tetapi juga pada setiap detail visual yang membentuk citranya di mata masyarakat.

Editor: Handoyo .