KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sepertinya semakin jelas menunjukkan penolakannya terhadap aplikasi TikTok. Baru-baru in sang presiden membuka aku di aplikasi Triller yang merupakan pesaing TikTok.

Akun resmi Donald Trump dengan nama 'donaldjtrump', terlihat memposting video pertamanya pada hari Sabtu (15/8) lalu.

Pada video pertamanya ini Trump menyebut dirinya sebagai seorang profesional di bidang teknologi dan tidak ada seorang pun yang bisa menjadi seperti dirinya.

Akun tersebut juga menyatakan bahwa itu dipersebahkan oleh Tim Trump, menunjukkan bahwa aku tersebut dikelola oleh tim kepresidenan untuk membagikan 'aksi' sang presiden.

Dari beberapa video lain yang diunggah, terlihat juga bahwa akun Triller ini digunakan untuk melakukan kampanye menjelang pemilihan presiden bulan November mendatang.

Salah satu videonya bahkan menggunakan kalimat "Joe Biden tidak bisa apa-apa!" sebagai judulnya. 

Baca Juga: Trump ultimatum ByteDance untuk angkat kaki dari TikTok AS dalam 90 hari

Dalam video lainnya, Trump juga mencoba mengapresiasi para pendukungnya yang secara rutin mengadakan parade perahu untuk menunjukkan dukungan mereka.

Trump menambahkan, jika ada waktu, ia ingin menaiki salah satu perahu dan bergabung dalam aksi para pendukungnya tersebut.

Secara umum semua video dari akun resmi Trump ini berisi konten kampanye, baik mempromosikan dirinya sendiri maupun menjatuhkan pesaingnya, Joe Biden.

Upaya menjatuhkan lawan dengan berbagai komentar pedas memang sudah menjadi gaya Trump sejak sebelum ia terpilih menjadi presiden AS.

Bahkan sampai saat ini pun ia masih aktif melontarkan pendapat miring tentang lawan politiknya melalui akun Twitter pribadinya.

Penggunaan Triller sebagai media baru sendiri dinilai sebagai upaya Trump untuk mengalihkan perhatian warga dari TikTok yang coba dihapus dari AS.

Gizmodo melaporkan bahwa Triller mulai mendapatkan popularitasnya sejak Trump mulai menolak keberadaan TikTok dari negaranya.

Triller sendiri merupakan aplikasi video hiburan yang dirilis sebelum TikTok, tepatnya pada tahun 2015 silam. Setelah ini banyak yang berharap bahwa aplikasi asli AS ini jadi semakin populer di negaranya sendiri.

Baca Juga: Pantas saja Trump sebal, TikTok diam-diam mengumpulkan data pengguna Android!