Donald Trump menang, industri otomotif resah



WASHINGTON. Kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden di Amerika Serikat (AS), menjadi persoalan baru bagi industri otomotif dunia. Banyak pelaku usaha besar di industri ini resah atas rencana pengenaan pajak tinggi oleh pemerintahan Trump kelak, bagi produk otomotif luar negeri yang pasar AS.

Kekhawatiran tersebut salah satunya diungkapkan Sergio Marchionne, Chief Executive Officer (CEO) Fiat Chrysler. Dia mengatakan, kemenangan Trump akan mengubah banyak hal di industri otomotif.

Marchionne menilai, Trump terlalu mudah mengeluarkan janji tanpa melihat kondisi dalam negeri AS yang menurutnya belum masuk hitungan. Trump, lanjut Marchionne, sering mengkritik perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara atau North American Free Trade Agreement (NAFTA).


Sebelumnya, Trump menyatakan, NAFTA telah menyengsarakan kalangan tenaga kerja di AS. Marchionne hanya berharap, Trump tidak sepenuhnya melaksanakan janji-janji kampanye pada saat menjabat Presiden AS, Januari 2017.

Basis produksi di Meksiko

Marchionne pantas merasa sangat khawatir. Sebab sampai saat ini, penjualan Fiat sangat bergantung pada pasar AS.

Di sisi lain, menurut Fortune, Jumat (25/11), 17% kantong utama produksi mobil Fiat berada di Meksiko. Sementara secara keseluruhan, hingga tahun 2015, nilai perdagangan otomotif antara AS dan Meksiko mencapai US$ 214 miliar. Perdagangan ini sebenarnya menciptakan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Namun di sisi lain, jika Trump benar-benar merealisasikan rencana pengenaan tarif pajak sebesar 35% atas impor mobil dan suku cadang. Inilah tantangan berat bisnis Fiat di Negeri Paman Sam.

Selain Fiat, agenda pengenaan bea impor tinggi atas produk otomotif juga mencemaskan pelaku lain, termasuk Ford Motor Co. Maklum, produsen mobil asal AS ini telah berinvestasi dan membangun pabrik di Meksiko.

Secara umum, sejak tahun 2010, sebanyak sembilan produsen mobil global telah mendirikan kantung-kantung produksi di Meksiko. Misalnya General Motors Co, Ford Motor, dan Fiat. Total nilai investasi sebesar US$ 24 miliar. Meski demikian, Ford Motor menegaskan tetap akan membangun pabrik mobil di Meksiko.

Sebab, "Kami sudah menata strategi jangka panjang bisnis kami berdasarkan perjanjian dagang," terang Mark Fields, CEO Ford Motor beberapa waktu lalu.

Menurut Fields, pengenaan tarif pajak hingga 35% terhadap produk dari Meksiko justru bisa merugikan industri otomotif AS. Oleh sebab itu, dia berharap Trump memahami produksi dan rantai pasok industri otomotif AS.

Linda Dempsey, Vice President International Affairs The National Association of Manufactures menandaskan, Trump tak selayaknya memanaskan hubungan dagang dengan negara lain. Yang diharapkan adalah hubungan dagang yang lebih harmonis.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie