Donald Trump positive Covid-19, rupiah ditutup melemah 0,2% hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan kinerja yang kurang apik. Pada Jumat (2/10), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.865 per dolar Amerika Serikat (AS).

Artinya rupiah melemah 0,2% dibanding penutupan sebelumnya yang masih berada di level Rp 14.835 per dolar AS. Kendati demikian, dalam sepekan rupiah di pasar spot masih berhasil mencatatkan penguatan tipis 0,05%.

Pelemahan rupiah juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia, mata uang Garuda ini ditutup melemah tipis 0,09% ke level Rp 14.890 per dolar AS. Sementara dalam sepekan, rupiah di kurs Jisdor tercatat berhasil menguat 0,41%.


Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, rupiah memang cenderung bergerak fluktuatif dalam sepekan ini. Sentimen utama yang mengerek pergerakan rupiah datang dari sisi eksternal. Salah satunya adalah kebijakan dari AS yang akan mempertahankan suku bunga di level 0%.

Baca Juga: Sentimen eksternal positif, IHSG diprediksi naik pada Senin (5/10)

“Sentimen tersebut diiringi dengan pernyataan bank sentral Eropa yang akan mengikuti arah kebijakan The Fed. Namun pernyataan dari The Fed Chicago yang mengatakan akan menaikkan suku bunga walau inflasi belum sampai 2% direspons negatif oleh pasar,” ungkap Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (2/10).

Selain itu, data ekonomi dari dalam negeri yakni Indonesia yang mengalami deflasi 0,05% dinilai Fikri juga membuat rupiah sempat terdepresiasi. Pasalnya hal itu menunjukkan permintaan dari dalam negeri masih belum tumbuh maksimal.

Di sisi lain, rupiah yang akhirnya mulai kembali menguat, harus kembali melemah setelah Presiden AS Donald Trump menjadi korban positif virus corona. Fikri menyebut pasar menjadi kembali risk averse yang pada akhirnya melemahkan rupiah.

Baca Juga: Rupiah spot melemah 0,20% ke Rp 14.865 per dolar AS di akhir perdagangan Jumat (2/10)

Pada pekan depan, Fikri menilai pergerakan rupiah masih akan bergerak layaknya pekan ini, dengan kecenderungan melemah. “Sentimen pasar akan tertuju ke perkembangan kabar dari Donald Trump yang berpotensi menekan rupiah. Namun peluang penguatan juga terbuka karena Indonesia akan mengumumkan cadangan devisa yang diperkirakan kembali memecahkan rekor,” tambah Fikri.

Fikri pun menghitung rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.800 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS pada sepekan ke depan.

Baca Juga: Donald Trump positif corona, dolar AS dan yen Jepang langsung melesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati