KONTAN.CO.ID - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah berjanji bakal terjadi 'neraka' atau hukuman berat jika tawanan yang ditahan di Gaza selama perang Israel tidak dibebaskan sebelum ia menjabat pada tanggal 20 Januari 2025. Pernyataan pada hari Senin tersebut merupakan pernyataan Trump yang paling tegas mengenai upaya yang menemui jalan buntu untuk mengakhiri perang tersebut sejak pemilihan umum AS tanggal 5 November. Pernyataan tersebut muncul di tengah laporan bahwa ia mendorong agar gencatan senjata dicapai sebelum masa jabatan keduanya dimulai.
Mengutip
Al Jazeera, dalam sebuah unggahan di media social miliknya, Truth Social, Trump mengecam "semua omongan, dan tidak ada tindakan" tentang tawanan tersebut sebagai bentuk ejekan terhadap Presiden AS Joe Biden dan ketidakmampuan pemerintahannya untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas dalam perang yang telah berlangsung lebih dari setahun. “Mohon biarkan KEBENARAN ini menjadi bukti bahwa jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ADA NERAKA YANG HARUS DIBAYAR di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Kemanusiaan ini,” katanya. “Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada siapa pun yang pernah menerima hukuman dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan bertingkat. BEBASKAN SANDERA SEKARANG!” tulisnya.
Baca Juga: China Melawan! Tanggapi Ancaman Trump soal De-Dolarisasi dan Dominasi Dolar AS Postingan tersebut tidak memberikan rincian tentang ancaman apa yang akan terjadi atau apakah itu dapat melibatkan pengerahan militer AS.
Postingan tersebut juga tidak menyebutkan pihak mana yang dimaksud, tetapi secara khusus hanya merujuk pada tawanan yang ditahan oleh Hamas tanpa menyebutkan warga sipil Palestina yang telah menanggung beban operasi Israel di Gaza. Baik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu maupun para pemimpin Hamas telah dituduh menggagalkan perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran selama berbulan-bulan. Hamas telah berulang kali menawarkan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas diakhirinya perang, tetapi pemerintah Israel bersikeras bahwa perang akan terus berlanjut hingga Hamas benar-benar dikalahkan.
Baca Juga: Ini Dampak dari Tindakan Keras Terbaru AS Terhadap Chip China Editor: Barratut Taqiyyah Rafie