Donald Trump Siapkan Program Anti-Narkoba, Kartel Meksiko Jadi Target



KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, sudah menyiapkan program anti-narkoba baru jelang pelantikan bulan Januari 2025 nanti. Secara khusus, pemerintah Trump akan menjadi kartel narkoba Meksiko sebagai musuh utama.

Trump mengatakan, pemerintahnya akan merilis kampanye iklan anti-narkoba baru untuk menunjukkan dampak fisik dari penggunaan narkoba seperti fentanil. Trump juga akan melabeli kartel narkoba Meksiko sebagai organisasi teroris.

"Kami akan mengiklankan betapa buruknya narkoba bagi Anda. Mereka merusak penampilan Anda, mereka merusak wajah Anda, mereka merusak kulit Anda, mereka merusak gigi Anda," kata Trump, pada konferensi kelompok konservatif Turning Point di Phoenix, Arizona.


Program anti-narkoba ini belum pernah ia sebutkan sebelumnya selama melakukan kampanye menuju pemilu. Namun, Trump meyakinkan bahwa pemerintahnya siap menghasbiskan banyak uang untuk program tersebut.

Situs resmi kampanye Trump menjelaskan bahwa mereka siap memerintahkan Pentagon untuk menggunakan pasukan khusus, program perang siber, dan tindakan rahasia dan terbuka lainnya untuk menimbulkan kerusakan maksimum pada kepemimpinan, infrastruktur, dan operasi kartel narkoba Meksiko.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Rebut Kendali Terusan Panama

Peredaran Narkoba di AS

Mengutip Reuters, diperkirakan antara 50.000 hingga 60.000 warga Amerika Serikat akan meninggal akibat overdosis opioid sintetis tahun ini. Sebagian besar akibat mengonsumsi fentanil atau obat sejenis.

Krisis fentanil menjadi sorotan utama dalam kampanye kepresidenan Trump tahun 2024, meskipun kematian akibat opioid sintetis meningkat lebih dari dua kali lipat di bawah pemerintahannya tahun 2017-2021.

Pada konferensi hari Minggu, Trump menghidupkan kembali janji kampanye untuk melabeli kartel narkoba Meksiko sebagai kelompok teroris.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Patok Tarif Tinggi Uni Eropa Jika Tak Beli Minyak dan Gas dari AS

"Saya akan segera menetapkan kartel tersebut sebagai organisasi teroris asing," kata Trump.

Pada periode jabatannya yang pertama tahun 2019 silam, Trump menunda keputusan itu atas permintaan Presiden Meksiko saat itu Andres Manuel Lopez Obrador.

Saat itu, Obrador menginginkan Amerika Serikat bekerja sama untuk memerangi geng narkoba, bukan melakukan intervensi.

Sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat juga khawatir keputusan itu dapat merusak hubungan diplomatik dengan Meksiko dan justru menghambat upaya pemerintah Meksiko memerangi perdagangan narkoba.

Selanjutnya: Cuaca di Kepulauan Riau Cerah dan Berawan Sepanjang Senin (23/12) & Selasa (24/12)

Menarik Dibaca: Baru Lagi! Inilah Gift Code Ojol The Game 23 Desember 2024 dari Codexplore